Kepala Danantara (CEO) sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan perusahaan China, Huayou, tak hanya melanjutkan proyek investasi ekosistem rantai pasok beterai.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyampaikan perusahaan China, Huayou, tak hanya melanjutkan proyek investasi ekosistem rantai pasok beterai kendaraan listrik terintegrasi yang ditinggalkan LG Energy Solution. Rosan mengatakan anak usaha Zhejiang Huayou Cobalt itu juga menjajaki sejumlah potensi investasi lain di Indonesia.
"Ada dua. Satu yang melanjutkan LG, yang lain adalah proyek baru yang mereka sudah pelajari dan ingin mereka investasikan di Indonesia, termasuk pengembangan kluster industri, seperti industrial park yang di Morowali (Sulawesi Tengah) atau Weda Bay (Maluku Utara)," ujar Rosan saat konferensi pers capaian realisasi investasi kuartal I 2025 di Gedung Ismail Saleh, Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Rosan mengatakan Huayou saat ini hanya pemegang saham minoritas di Weda Bay. Rosan menyampaikan Huayou ingin ingin mengembangkan industrial park sendiri yang rencananya akan berlokasi di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
"Kita juga ingin mengembangkan di tempat-tempat lain juga. Rencananya lokasinya di Pomala. Sehingga investasinya besar, karena kita tahu membangun suatu industrial park sekelas Morowali, Weda Bay, ya pasti investasi sangat-sangat besar," sambung Rosan.
Rosan menjelaskan Huayou telah menaruh minat dalam menggarap proyek ekosistem rantai pasok beterai kendaraan listrik di Indonesia. Rosan menyampaikan pemerintah telah melakukan proses negosiasi dengan Huayoy sejak 2020.
"Kemudian setelah LG ini mundur, Huayou yang memang sudah berinvestasi di Morowali dan Weda Bay, ini berminat untuk menggantikan posisi dari LG," ucap Rosan.
Rosan menyampaikan pemerintah telah melakukan pertemuan dengan pimpinan Huayou untuk membahas potensi investasi lanjutan di Indonesia. Menurut Rosan, Huayou menunjukkan komitmen kuat untuk menanamkan investasi tambahan dalam skala besar di Indonesia.
"Kami sudah bertemu dengan owner dan chairman Huayou pada Sabtu malam. Kita akan lanjutkan pembahasan lebih detailnya ini pada Mei untuk melindaklanjuti. Intinya mereka siap masuk untuk merealisasikan investasi yang besar," lanjut Rosan.
Rosan menjelaskan kerja sama dengan Huayou akan diarahkan untuk mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia, dengan penekanan pada penggunaan teknologi mutakhir. Rosan berharap investasi ini dapat memperkuat pemanfaatan sumber daya lokal, terutama nikel, yang menjadi bahan utama dalam produksi baterai EV.
"Dengan Huayou ini tentunya kita juga ingin memastikan investasi ini mempergunakan teknologi yang paling update dan terbaik. Jadi, tetapi pada intinya industri-nya tetap sama, mungkin teknologinya yang lebih advance, harapannya seperti itu," lanjut Rosan.
Rosan menyampaikan Huayou merupakan mitra strategis bagi Indonesia. Rosan mengatakan Huayou telah menanamkan investasi sebesar 8,8 miliar dolar AS di Indonesia. "Mereka menyampaikan potensi untuk investasi dari grup Huayu ini ke depannya menurut perhitungan mereka bisa akan mencapai 20 miliar dolar AS tambahannya," kata Rosan.
Berita Lainnya
-
Selasa , 29 Apr 2025, 15:26 WIBRAJA Bukukan Kenaikan Pendapatan Jadi 66 Juta Dolar AS
-
-
Selasa , 29 Apr 2025, 15:17 WIB
Bantu Bisnis Hadapi Tarif AS, CRIF Luncurkan Fitur Skor Penilaian
-
Selasa , 29 Apr 2025, 15:07 WIB
Menperin Yakinkan Indonesia Masih Jadi Target Investasi Korsel
-
Selasa , 29 Apr 2025, 14:51 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Bakal Terdampak Kebijakan Tarif Trump, Ini Rekomendasi Ekonom
-
Selasa , 29 Apr 2025, 14:49 WIB
Rosan: Huayou tak Hanya Gantikan LG, tapi Bidik Potensi Investasi Lain
-