Seekor Sapi Dibakar dalam Latihan Ritual Sapi Merah di Utara Israel, Al-Aqsa Makin Terancam?

12 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, Tepat pukul 06.00 sore pada 1 Juli 2025, satu sapi berwarna cokelat kemerahan dibakar di satu lokasi terpencil di perbukitan utara Israel. Dibakarnya sapi itu sebagai bagian dari latihan ritual sapi merah yang disponsori oleh seorang pebisnis asal Texas, AS, Byron Stinson.

Sebagai seorang Kristen Evangelis, Stinson memiliki keyakinan yang sama seperti kalangan Yahudi Ortodoks dan Messianik yang percaya bahwa, ritual sapi merah digambarkan dalam bab Kitab Angka-Angka, bisa mertas jalan dibangunnya kembali Kuil Ketiga di Yerusalem. Sebuah kuil baru nantinya akan menggantikan kuil yang dulu pernah dihancurkan oleh Bangsa Romawi pada abad kesatu Masehi.

Merujuk pada bab Angka 19, ritual sakral, di mana sapi merah akan disembelih dan dibakar, harus bertempat di Gunung Olive, Yerusalem dengan latar pemandangan lokasi tempat Kuil Sulaiman pernah berdiri. Menjadi problematik pada era modern saat ini adalah, di lokasi itulah kini berdiri kompleks Masjid Al-Aqsa, termasuk Kubah Batu (Dome of the Rock) yang ikonik.

Kepada Religion News, Stinson menggambarkan detail latihan ritual sapi merah lewat foto-foto dan video dokumentasi miliknya. Dalam video tampak kobaran api di sebuah perbukitan terpencil di mana satu ekor sapi yang telah mati terronggok hangus dilalap api. 

Seorang rabi Yahudi memimpin latihan ritual itu. Adapun, sapi merah yang menjadi persembahan didatangkan dari Shiloh, sebuah wilayah di Tepi Barat, di mana di sana dikandangkan beberapa sapi merah pilihan yang diimpor dari AS.

Latihan ritual itu telah direncanakan selama bertahun-tahun. Stinson, yang memiliki sebuah rumah di Israel dan tinggal di sana selama beberapa bulan setiap tahunnya, mendanai penelitian untuk menemukan sapi merah yang sesuai dengan syarat-syarat yang disebutkan dalam naskah kitab suci. Persyaratan itu termasuk sang sapi sama sekali tidak boleh memiliki cacat, termasuk corak warna lain di tubuhnya.

Lewat bukunya “Perburuan Sapi Merah”, yang terbit pada 2004, Stinson memerinci bahwa, pencariannya termasuk memasang iklan di majalah-majalah peternakan, merangkul para peternak, dan menawarkan 50 ribu dolar AS sebagai imbalan. Upaya pencariannya itu kemudian berbuah hasil pada ditemukannya 21 sapi di Texas, yang terdiri dari dua sapi jenis Santa Gertrudis dan 19 sapi Angus Merah

Pada 2021, lima sapi hasil seleksi ketat dari 21 sapi tadi kemudian diterbangkan ke Israel. Stinson, yang keluarganya memiliki perusahaan logistik, membantu pendanaan dalam proses seleksi lima sapi merah, menyewa sebuah pesawat, dan menyokong pembiayaan pengiriman sapi-sapi itu dari Texas ke Tel Aviv.

Ketibaan lima sapi merah di Israel, kemudian diduga sebagai salah satu pemicu serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas. Seperti pernah dilaporkan CBS News, petinggi Hamas menuding motif didatangkannya lima sapi merah itu sebagai rangkaian dari upaya Israel menghancurkan kompleks Masjid Al-Aqsa guna membangun kembali Kuil Sulaiman.

Stinson menerangkan, saat nanti ritual sapi merah benar-benar digelar, abu dari hasil pembakaran sapi merah akan dicampur dengan air. Air campuran abu sapi merah itu diyakini akan menjadi alat penyucian dosa-dosa rakyat Israel.

"Hanya butuh sejumput abu pembakaran sapi merah dicampur dengan 10 ribu galon air, dan anda bisa menjalankannya (ritual)," kata Stinson.

Panitia mengakui, praktik ritual sapi merah bisa berujung masalah dalam konteks geoplotik regional. Namun, Stinson meyakini, pada akhirnya ritual itu akan memiliki efek yang kuat terhadap kebaikan pada masa depan.

"Ini adalah tentang pemurnian fisik yang akan membawa kehidupan yang lebih lama, memulihkan kembali tubuh kita kepada Tuhan," ujar Stinson.

Stinson menegaskan, persiapan dari ritual resmi sapi merah masih disiapkan. Dia pun berjanji akan menyediakan informasi yang lebih baik pada masa depan guna mencegah kebingungan publik.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |