Vaksin Herpes Zoster Membantu Melindungi dari Demensia, Oh Ya?

11 hours ago 6
UnsplashUnsplash

Sebuah studi baru yang dipimpin oleh Stanford Medicine menemukan hubungan yang mengejutkan antara vaksin herpes zoster dan risiko demensia yang lebih rendah.

Penelitian yang diterbitkan di Nature menunjukkan bahwa orang dewasa lanjut usia di Wales yang menerima vaksin herpes zoster memiliki kemungkinan sekitar 20% lebih rendah untuk didiagnosis menderita demensia selama tujuh tahun berikutnya dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan vaksin tersebut.

Studi kedua yang diterbitkan di Cell juga menemukan bahwa vaksin tersebut mungkin membantu memperlambat perkembangan penyakit pada orang yang sudah menderita demensia.

Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella-zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air.

Setelah seseorang menderita cacar air, virus tersebut tetap berada di tubuh mereka seumur hidup.

Di kemudian hari, virus tersebut dapat aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.

Herpes zoster menyebabkan ruam yang menyakitkan dan lebih umum terjadi pada orang dewasa lanjut usia atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Demensia memengaruhi lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia. Para ilmuwan sebagian besar berfokus pada perubahan di otak yang disebabkan oleh protein abnormal, seperti plak dan kusut yang ditemukan pada penyakit Alzheimer.

Namun, banyak pengobatan yang ditujukan untuk perubahan otak ini belum berhasil dengan baik.

Jadi, beberapa peneliti sekarang sedang mencari kemungkinan penyebab demensia lainnya, seperti infeksi virus yang dapat merusak otak seiring waktu.

Studi sebelumnya mengisyaratkan bahwa orang yang mendapatkan vaksin herpes zoster memiliki peluang lebih rendah untuk mengembangkan demensia.

Namun, studi-studi ini memiliki masalah: orang yang memilih untuk mendapatkan vaksin seringkali memiliki gaya hidup yang lebih sehat, dan perbedaan tersebut dapat memengaruhi hasilnya.

Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti Stanford menemukan situasi unik di Wales yang memungkinkan perbandingan yang lebih baik.

Pada tahun 2013, Wales meluncurkan program vaksin herpes zoster yang hanya mencakup orang yang berusia 79 tahun pada tanggal 1 September tahun itu.

Orang yang bahkan satu hari lebih tua tidak memenuhi syarat. Aturan ini menciptakan eksperimen alami.

Dengan membandingkan orang-orang yang berulang tahun tepat sebelum dan tepat setelah tanggal batas waktu, para peneliti dapat mempelajari kelompok orang yang hampir identik usianya, tetapi hanya satu kelompok yang memiliki akses ke vaksin.

Para peneliti menganalisis catatan kesehatan dari lebih dari 280.000 orang dewasa lanjut usia yang tidak menderita demensia ketika program dimulai.

Mereka mengikuti individu-individu ini hingga sembilan tahun. Mereka menemukan bahwa kelompok yang memenuhi syarat untuk vaksin memiliki lebih sedikit kasus demensia dan bahkan lebih sedikit kematian yang disebabkan oleh demensia.

Mereka yang mendapatkan vaksin juga memiliki peluang lebih rendah untuk mengembangkan masalah kognitif ringan dan tampaknya mengalami perkembangan demensia yang lebih lambat jika mereka sudah mengidapnya.

Salah satu temuan yang mengejutkan adalah bahwa manfaat vaksin tampaknya lebih kuat pada wanita daripada pada pria.

Ini mungkin disebabkan oleh perbedaan bagaimana sistem kekebalan tubuh merespons atau bagaimana demensia berkembang pada jenis kelamin yang berbeda.

Tidak ada yang tahu pasti bagaimana vaksin dapat melindungi terhadap demensia.

Vaksin mungkin meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi seberapa sering virus aktif kembali, atau bekerja dengan cara lain.

Juga tidak jelas apakah versi vaksin yang lebih baru akan memiliki efek yang sama atau bahkan lebih baik.

Hasil ini telah didukung oleh temuan serupa di negara lain, termasuk Inggris, Kanada, dan Australia.

Para peneliti kini berharap untuk meluncurkan uji coba terkontrol secara acak—jenis studi ilmiah yang paling andal—untuk menguji dampak vaksin terhadap demensia secara lebih langsung.

Jika hasilnya tetap konsisten, kita mungkin sudah memiliki cara yang sederhana, aman, dan tersedia secara luas untuk membantu mengurangi risiko demensia.

Vaksin sekali suntik dapat membuat perbedaan besar bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |