UnsplashDokter sering menggunakan pemindaian MRI untuk memeriksa otak dan menemukan masalah seperti stroke, tumor, atau penyakit seperti multiple sclerosis.
Namun, membaca hasil pemindaian ini membutuhkan waktu dan jumlah ahli radiologi di banyak rumah sakit tidak mencukupi. Ini berarti orang mungkin harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan, yang dapat memengaruhi kesehatan mereka.
Sebuah studi baru dari King's College London menunjukkan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat membantu memecahkan masalah ini.
Dalam studi tersebut, para peneliti menciptakan alat AI yang dapat melihat hasil pemindaian otak dan dengan cepat menentukan apakah hasilnya normal atau abnormal.
AI ini dilatih menggunakan lebih dari 60.000 pemindaian MRI otak beserta laporan tertulis yang dibuat oleh ahli radiologi.
Ini berarti AI tidak hanya belajar dari gambar tetapi juga dari kata-kata yang digunakan dokter untuk menggambarkan apa yang mereka lihat. Hal ini membantu AI memahami seperti apa masalah otak dalam kehidupan nyata.
Keistimewaan AI ini adalah tidak memerlukan manusia untuk memberi label pada setiap gambar secara manual.
Biasanya, melatih AI seperti ini membutuhkan banyak waktu dan biaya karena dokter ahli harus memeriksa ribuan pemindaian dan menandainya.
Namun dalam kasus ini, AI menggunakan pemindaian dan laporan pencocokannya untuk belajar sendiri. Hal ini menghemat waktu dan memungkinkan sistem untuk belajar dari sejumlah besar kasus.
Setelah dilatih, AI diuji pada pemindaian MRI baru yang belum pernah dilihat sebelumnya. Pemindaian ini mencakup gambar yang menunjukkan stroke, tumor otak, dan multiple sclerosis.
AI mampu mengidentifikasi masalah-masalah ini dengan tepat, yang menunjukkan bahwa AI dapat membantu di rumah sakit sungguhan.
Sistem AI juga dapat digunakan dengan cara lain. Misalnya, jika seorang dokter ingin melihat semua kasus tumor otak yang disebut glioma di masa lalu, ia dapat mengetikkan kata ini ke dalam sistem.
AI kemudian dapat menemukan dan menampilkan pemindaian serupa, yang dapat membantu dokter mempelajari kasus atau mengajar mahasiswa kedokteran.
Alat baru ini dapat digunakan selama pemindaian pasien untuk segera menandai apa pun yang terlihat salah. Hal ini dapat mempercepat proses dan membantu dokter membuat keputusan lebih cepat.
Sistem ini juga dapat menyarankan kemungkinan masalahnya, memeriksa apakah ada hal penting yang terlewat dalam laporan, atau menemukan kasus serupa sebelumnya untuk perbandingan.
Semua fitur ini dapat mempermudah pekerjaan dokter dan meningkatkan perawatan pasien.
Para peneliti mengatakan langkah selanjutnya adalah menguji sistem AI ini di rumah sakit sungguhan di seluruh Inggris.
Mereka berencana untuk menjalankan uji coba skala besar mulai tahun 2026 untuk melihat bagaimana alat ini bekerja dalam praktik sehari-hari.
Studi ini menunjukkan bahwa AI dapat menjadi asisten yang bermanfaat bagi ahli radiologi.
AI dapat memeriksa pemindaian lebih cepat, membantu menemukan kesalahan, dan mengurangi penundaan.
Namun, keputusan akhir tetap harus dibuat oleh dokter. Tujuannya adalah untuk mendukung mereka, bukan menggantikan mereka.
Jika digunakan dengan baik, teknologi semacam ini dapat menghasilkan diagnosis yang lebih cepat dan hasil yang lebih baik bagi banyak orang yang membutuhkan pemindaian otak.
Studi ini dipublikasikan di Radiology: Artificial Intelligence.

10 hours ago
46






























