Banyak Usia 30-an Alami Kerusakan Lutut tanpa Sadar

6 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang mengira bahwa masalah pada lutut hanya muncul seiring bertambahnya usia atau setelah cedera. Namun, kenyataannya kerusakan sendi bisa terjadi jauh lebih dini, bahkan tanpa kita sadari.

Dilansir laman StudyFinds, lutut Anda mungkin memburuk secara diam-diam beberapa dekade sebelum Anda merasakan sedikit nyeri. Sebuah studi terbaru dari Finlandia menemukan bahwa lebih dari setengah orang sehat berusia 33 tahun sudah mengalami kerusakan pada tulang rawan lutut mereka, meskipun tidak menunjukkan gejala apa pun.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Osteoarthritis and Cartilage mengungkapkan bahwa kerusakan struktural pada lutut sangat umum terjadi pada orang dewasa yang baru memasuki usia 30-an, bahkan di antara mereka yang merasa tidak ada masalah. Tim peneliti menemukan hampir dua pertiga dari orang dewasa muda yang diperiksa mengalami kerusakan pada tulang rawan, dan lebih dari setengahnya menunjukkan pertumbuhan tulang kecil yang disebut osteofit. Semua ini terjadi bertahun-tahun, bahkan beberapa dekade, sebelum banyak orang menyadari adanya masalah pada sendi mereka.

Peneliti-peneliti dari Finlandia berusaha memahami seberapa sering kelainan struktural lutut terjadi pada orang berusia 30-an yang bukan atlet atau tidak memiliki cedera sebelumnya. Mereka memeriksa pemindaian MRI dari 288 peserta, sekitar 61 persen di antaranya wanita, dengan usia rata-rata 33,7 tahun dari Kelompok Kelahiran Finlandia Utara 1986.

Penelitian ini berfokus pada individu yang lahir di dua provinsi paling utara Finlandia antara Juli 1985 dan Juni 1986.

Untuk sebagian kecil dari kelompok tersebut, peneliti melakukan evaluasi klinis menyeluruh, analisis laboratorium, serta pemindaian MRI pada lutut ketika peserta mencapai usia 33 tahun. Peserta diminta untuk menyebutkan lutut mana yang lebih bermasalah, dan lutut tersebut kemudian dipindai, meskipun sebagian besar melaporkan tidak merasakan rasa sakit atau gejala signifikan. Pemindaian MRI mengungkapkan adanya perubahan struktural yang mengejutkan, yang biasanya tidak diharapkan pada individu seumur mereka.

Lebih dari setengah peserta menunjukkan kerusakan pada tulang rawan di tempat tempurung lutut bertemu dengan tulang paha (sendi patellofemoral), sementara seperempat lainnya mengalami kerusakan di tempat tulang paha bertemu dengan tulang kering (sendi tibiofemoral).

Sendi patellofemoral tampaknya sangat rentan. Lesi tulang rawan dengan ketebalan penuh (kerusakan yang mencakup seluruh ketebalan tulang rawan) dan lesi sumsum tulang (area dengan peningkatan cairan pada tulang) sebagian besar terfokus di area ini.

Osteofit ditemukan pada 51,7 persen sendi patellofemoral dan 17,4 persen sendi tibiofemoral. Meskipun sebagian besar berukuran kecil, osteofit biasanya jarang ditemui pada populasi yang relatif muda.

Namun, secara umum, peserta studi tidak mengalami masalah lutut. Rata-rata skor total WOMAC (pengukuran nyeri sendi, kekakuan, dan fungsi) hanya 8,4 dari 240 yang mungkin, yang menunjukkan gejala yang sangat ringan. Antara 93 persen hingga 99 persen peserta melaporkan sedikit atau tidak ada rasa nyeri, kekakuan, atau gangguan fungsi pada lutut mereka.

Faktor yang paling konsisten berhubungan dengan perubahan sendi dini ini adalah berat badan. Studi tersebut menemukan bahwa indeks massa tubuh (IMT) secara signifikan terkait dengan peningkatan tingkat dan keparahan kerusakan lutut, yang menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan sendi jangka panjang mengingat meningkatnya tingkat obesitas di seluruh dunia.

Faktor lain yang menunjukkan hubungan, meskipun kurang konsisten, termasuk peningkatan kadar urat darah dan tekanan darah sistolik. Riwayat keluarga dengan osteoartritis lutut menunjukkan adanya beberapa hubungan, tetapi tidak sekuat atau serutin berat badan.

Banyak yang menganggap bahwa perubahan pada sendi lutut biasanya mulai terjadi lebih lambat. Para peneliti merujuk pada sebuah studi kohort besar yang menemukan bahwa persentase pasien dengan osteoartritis pada kategori usia 18–44 tahun meningkat dari 6,2 persen pada 2001 menjadi 22,7 persen pada 2018. Mereka juga mengutip Studi Beban Penyakit Global 2019, yang melaporkan peningkatan kejadian osteoartritis pada kelompok usia 30–44 tahun sejak 1990.

Para peneliti menyatakan bahwa meskipun perubahan lutut dini ini tidak selalu menimbulkan rasa sakit saat ini, perubahan tersebut dapat menjadi tanda adanya masalah di masa depan. Osteoartritis, yang sering dianggap sebagai "penyakit orang tua", bisa berkembang secara diam-diam beberapa dekade lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Meskipun banyak faktor yang memengaruhi kesehatan sendi tidak dapat diubah, menjaga berat badan yang sehat tampaknya menjadi salah satu langkah perlindungan yang dapat kita kendalikan.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |