Dukungan Rommy kepada Andi Amran Sulaiman Sangat Pragmatis dan Spekulatif

1 day ago 13

Home > Nasional Friday, 30 May 2025, 21:33 WIB

Jamil melihat, menjadi kontra produktif bila mendukung calon ketum PPP hasil rekomendasi Jokowi.

 Dok RUZKA INDONESIA)Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK - Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy (Rommy) terkesan pragmatis dan spekulatif dalam menjagokan Andi Amran Sulaiman menjadi Ketua Umum PPP periode 2025-2030.

"Dikatakan pragmatis, karena Rommy mengajukan Andi Amran yang latar belakangnya tidak sesuai dengan visi dan misi perjuangan PPP. Ini artinya, ideologi Andi Amran tak sejalan dengan ideologi PPP," ungkap Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga di Jakarta, Jumat (30/05/2025) malam.

Menurutnya, wajar bila dukungan Rommy terhadap Andi Amran mendapat penolakan di internal PPP. Rommy dituding ingin menggadaikan PPP ke calon eksternal, khususnya pengusaha.

"Kalau alasannya kapital, tentu kader PPP juga ada yang lebih tajir. Sandiaga Uno misalnya, kader PPP yang berlatar belakang pengusaha tajir. Kapital Sandiaga Uno tak kalah dengan Andi Amran. Bedanya, Sandiaga Uno kader PPP dan sudah memahami persis ideologi partai," jelasnya.

Jadi, imbuh Jamil, kalau hanya ingin mendapatkan kapital, tentu Sandiaga Uno sudah lebih dari cukup. Sandiaga tentu akan mengeluarkan kapitalnya bila dipilih menjadi ketum PPP.

"Dua, mendukung Andi Amran cenderung spekulatif. Apalagi bila mendukung Andi Amran karena rekomendasi Joko Widodo," tandas mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.

Jamil melihat, Rommy tampaknya masih terpukau dengan kehebatan Jokowi. Seolah siapa saja yang direkomendasikan Jokowi menjadi ketum pasti berhasil.

Anggapan demikian tentu keliru mengingat Jokowi saat ini hanya warga negara biasa. Jokowi sudah tidak punya kekuasaan yang dapat mendikte siapa saja untuk mengikuti kehendaknya.

"Jadi, kalau Rommy berharap PPP akan kembali berjaya karena ketumnya hasil rekomendasi Jokowi, maka peluang kecewa akan sangat besar. Sebab, saat ini citra dan reputasi Jokowi sudah rendah. Hal ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi juga rendah," timpalnya.

Jamil melihat, menjadi kontra produktif bila mendukung calon ketum PPP hasil rekomendasi Jokowi. Internal partai dan masyarakat akan antipati terhadap calon ketum PPP bila nantinya terpilih.

"Jadi, Rommy sangat spekulatif bila tetap memaksakan Andi Amran menjadi ketum PPP. Bisa jadi bila Andi Amran terpilih jadi ketum, PPP akan tetap jadi partai gurem. Mimpi kembali ke Senayan bisa jadi hanya tinggal angan-angan belaka," pungkasnya. (***)

Image

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |