ESG Now Awards 2025: Menkomdigi Tegaskan ESG Harus Jadi Strategi Jangka Panjang

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa langkah strategis dalam pembangunan Indonesia tidak sekadar mengejar angka pertumbuhan ekonomi, tetapi lebih kepada keberlanjutan yang berlandaskan pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Ia mengajak berbagai pihak untuk menjadikan ESG sebagai budaya kerja yang patut terus dikembangkan dalam upaya mewujudkan perekonomian yang lebih berkeadilan.

Hal itu diungkapkan Meutya dalam event ESG Now Awards 2025 yang diselenggarakan oleh Republika pada Kamis (16/10/2025). Ia menyampaikan apresiasi kepada institusi yang memenangkan berbagai kategori, baik environmental, social, maupun governance dalam gelaran tersebut, serta berharap semangat ESG dapat ditebarkan lebih luas.

“Komdigi menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para penerima ESG Now Awards 2025, semoga keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan masing-masing institusi atau perusahaan, tetapi jadi kebanggaan bagi semua, inspirasi bagi orang banyak, bagi perusahaan banyak, komunitas lain, serta institusi lain untuk menempatkan ESG sebagai bagian dan budaya kerja, serta strategi jangka panjang,” ungkap Meutya saat menyampaikan sambutan dalam event ESG Now Awards 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Ia berpandangan secara reflektif bahwa warisan terbesar yang ditinggalkan kepada generasi mendatang bukanlah kekayaan semata, seperti gedung pencakar langit atau pertumbuhan ekonomi dua digit, melainkan bumi yang layak dihuni, masyarakat yang berdaya, dan sistem yang adil untuk semua.

Dalam perspektif digital, Meutya menilai penerapan ESG memiliki kaitan erat dengan transformasi digital yang berperan sangat strategis. Digitalisasi, menurutnya, bukan sekadar efisiensi atau inovasi teknologi semata, tetapi lebih dari itu.

“Ia (transformasi digital) adalah mesin penggerak perubahan yang dapat mempercepat transisi menuju ekonomi hijau, mempercepat transisi menuju penguatan keadilan sosial dan pemerataan, serta memastikan tata kelola berjalan dengan transparan dan juga akuntabel,” tuturnya.

Ia menyebut, dengan teknologi seperti Internet of Things (IoT), emisi karbon dapat terpantau secara real time dari pabrik hingga rantai pasok. Dengan big data dan kecerdasan buatan (AI), misalnya, dapat diprediksi dampak lingkungan dari setiap kebijakan pembangunan atau keputusan bisnis sebelum diterapkan.

“Dengan blockchain misalnya, kita dapat memastikan rantai pasok yang lebih transparan, yang lebih etis, dari sumber bahan baku hingga produk sampai ke tangan konsumen. Teknologi digital juga membuka peluang inklusi sosial yang belum pernah kita miliki sebelumnya. Melalui platform digital, program pemberdayaan masyarakat dapat menjangkau hingga ke pelosok negeri,” ujarnya.

Demikian pula, lanjut Meutya, dengan akses pembiayaan mikro, pelatihan keterampilan, dan pemasaran produk lokal, kini bisa dilakukan hanya lewat genggaman telepon genggam, bahkan sampai ke ibu-ibu rumah tangga di desa.

“Keberhasilan ESG tidak hanya diukur dari seberapa canggih teknologi, tetapi seberapa dalam ia menyentuh setiap hati masyarakat Indonesia. Di sinilah peran komunikasi, selain digitalisasi, menjadi juga sangat penting karena keberlanjutan yang kita lakukan tidak cukup hanya dilakukan, ia juga harus diceritakan, dari mulut ke mulut, atau dari media ke media. Kita perlu membangun narasi yang kuat agar masyarakat ikut memahami, ikut percaya, tergerak, dan pada ujungnya ikut terlibat. Karena tidak ada pembangunan yang berarti tanpa pelibatan masyarakat,” jelasnya.

Ia menekankan, narasi bukan hanya berbicara tentang angka emisi atau laporan keuangan, tapi juga tentang perubahan hidup nyata yang telah diupayakan bersama. Misalnya tentang sebuah desa yang kini memiliki listrik bersih, nelayan yang ekonominya tumbuh karena adanya ekowisata, atau perempuan yang kini berdaya karena akses modal dan literasi digital.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |