Genjot Infrastruktur, Waskita Fokus Inovasi dan Keberlanjutan

1 week ago 18

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk (Waskita) terus menunjukkan perannya sebagai salah satu motor pembangunan infrastruktur nasional. Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho atau Oho mengatakan Waskita telah menyelesaikan 65 dari total 88 Proyek Strategis Nasional (PSN) dan 23 proyek, kini tengah dalam tahap pembangunan.

"Waskita telah memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan infrastruktur nasional, termasuk 57 proyek konektivitas seperti jalan tol dan jembatan, 23 infrastruktur air seperti bendungan, serta enam proyek EPC," ujar Oho saat public expose di Jakarta, Selasa (26/11/2024).

Oho menyampaikan Waskita juga telah berkontribusi lebih dari 800 kilometer atau 40 persen dari total panjang jalan tol nasional yang mengurangi waktu tempuh hingga 50 persen bagi masyarakat. Selain PSN, lanjut Oho, Waskita juga mengambil bagian signifikan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Perseroan saat ini menangani 12 proyek senilai Rp 8,1 triliun, dengan empat dari lima proyek besar IKN, seperti Gedung Kesekretariatan Negara dan Jalan Tol IKN Segmen 5A, sudah mencapai progres di atas 90 persen," ucap Oho.

Waskita, sambung Oho, berkomitmen menyelesaikan seluruh proyek IKN tepat waktu agar dapat segera difungsikan untuk mendukung percepatan pembangunan di kawasan tersebut. Secara keseluruhan, ucap Oho, Perseroan tengah mengerjakan 69 proyek berjalan senilai Rp 44,4 triliun dan sebanyak 60 persen merupakan proyek konektivitas.

"Ke depannya, Waskita Karya siap mendukung Asta Cita Presiden melalui pembangunan infrastruktur yang mendukung kemandirian bangsa melalui swasembada pangan dan air," lanjut Oho.

Oho mengatakan Waskita masih mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp 6,8 triliun per Oktober 2024. Dalam laporan keuangan per kuartal III 2024, ucap Oho, Waskita mencatatkan laba bruto sebesar Rp 1,03 triliun atau meningkat 33,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, EBITDA perseroan melonjak 141 persen menjadi Rp 609 miliar.

Oho menyampaikan nilai Gross Profit Margin (GPM) perseroan turut naik menjadi 15,19 persen dibandingkan kuartal tiga tahun lalu sebesar 9,90 persen. Oho mengatakan Ebitda Waskita juga naik hingga 141 persen dari Rp 252 miliar menjadi Rp 609 miliar per September 2024.

"Waskita berkomitmen untuk menjaga sustainability bisnis pasca penandatanganan restrukturisasi 21 kreditur perbankan dengan nilai outstanding sebesar Rp 26,37 triliun yang merupakan bagian dari kesepakatan dalam MRA," sambung Oho.

Oho menyampaikan Waskita telah mendapatkan persetujuan Pokok Perubahan Perjanjian KMK Penjaminan (KMKP) dari lima kreditur perbankan sebesar Rp 5,2 triliun. Oho mengatakan upaya restrukturisasi itu mendapat dukungan penuh dari Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.

"Pak Menteri BUMN Erick Thohir pun mengapresiasi langkah Waskita. Menurutnya, kerja keras Perseroan selama dua tahun terakhir membuahkan hasil yang signifikan," lanjut Oho.

Oho melanjutkan, Waskita juga telah mendapatkan persetujuan atas tiga dari empat seri obligasi nonpenjaminan, di mana sudah dilakukan pembayaran atas kupon restrukturisasi dan kupon standstill. Terkait satu seri obligasi non-penjaminan yang belum mendapat persertujuan, kata dia, perseroan terus melakukan komunikasi intensif kepada pemegang obligasi dan Wali Amanat.

"Langkah itu guna mencapai persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Obligasi selanjutnya," sambung Oho.

Menghadapi perkembangan teknologi, ucap Oho, Waskita telah menerapkan teknologi seperti Building Information Modelling (BIM) untuk efisiensi pembangunan serta Artificial Intelligence (AI) Pavement Crack Detection guna mendeteksi kerusakan jalan. Selain inovasi teknologi, Waskita juga mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam proses bisnis, seperti menggunakan Green Products, mengurangi emisi karbon melalui reforestasi, serta menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan,” ungkapnya.

"Waskita kini berfokus pada lima strategi utama yakni stabilitas keuangan, penguatan bisnis inti sebagai penyedia jasa konstruksi, divestasi sisa ruas jalan tol, penguatan tata kelola, dan pengembangan sumber daya manusia," kata Oho.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |