Teleskop Luar Angkasa James Webb Temukan Tiga Galaksi Paling Awal di Alam Semesta 

5 months ago 46

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA— Para astronom yang menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) telah menemukan apa yang mereka katakan sebagai tiga galaksi paling awal di alam semesta kita, yang terlihat aktif terbentuk ketika kosmos baru berusia 400 juta hingga 600 juta tahun. 

Dilansir Space, Ahad (26/5/2024), dalam gambar JWST, trio galaksi ini menyerupai noda merah kabur yang memakan helium dan hidrogen di dekatnya. Selama jutaan tahun, unsur-unsur inilah yang menopang galaksi-galaksi tersebut seiring pertumbuhannya, membantu membentuknya menjadi elips dan spiral yang biasa kita lihat di seluruh kosmos. 

“Bisa dibilang ini gambar ‘langsung’ pertama dari pembentukan galaksi yang pernah kita lihat,” kata penulis utama studi Kasper Elm Heintz, yang merupakan ahli astrofisika di Cosmic Dawn Cenyer (DAWN) di Denmark, dalam sebuah pernyataan. “Meskipun James Webb sebelumnya telah menunjukkan kepada kita galaksi-galaksi awal pada tahap evolusi selanjutnya, di sini kita menyaksikan kelahiran mereka, dan dengan demikian, pembangunan sistem bintang pertama di alam semesta.” 

Sekitar 400.000 tahun setelah Big Bang, alam semesta kita di bawah ke dalam kegelapan. Hal ini terjadi setelah ruang angkasa menjadi cukup dingin dari sebelumnya yang kacau dan panas sehingga memungkinkan terbentuknya atom hidrogen netral, yang menyelimuti kosmos dalam kabut primordial yang buram. 

Kabut tersebut hilang sekitar satu miliar tahun setelah Big Bang, ketika cahaya dari bintang generasi pertama membanjiri alam semesta. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa galaksi kerdil yang terbentuk pada beberapa ratus juta tahun pertama alam semesta memiliki kekuatan yang sangat besar dalam mendorong proses penghilangan kabut ini. 

“Ini adalah proses yang kami lihat di awal pengamatan kami,” kata rekan penulis studi Darach Watson dalam pernyataan universitas. “Galaksi-galaksi ini seperti pulau-pulau berkilauan di lautan gas yang netral dan buram,” tambah Heintz dalam pernyataan NASA. 

Warisan dari kembar tiga kosmik yang berkilauan

Mata inframerah JWST yang kuat mampu menangkap bagaimana cahaya dari tiga galaksi yang diamati diserap oleh lubuk penyimpanan gas hidrogen netral yang besar dan padat di sekitarnya. Hasil ini juga menunjukkan bahwa gas berkumpul dan memberi makan galaksi itu sendiri. 

Terdapat begitu banyak gas di dalamnya, faktanya, sehingga galaksi-galaksi tersebut belum melahirkan bintang pertamanya. Agar bintang bisa lahir, beberapa bagian dari gas purba tersebut perlu menyatu menjadi kantong-kantong yang sangat padat, yang kemudian memacu pembentukan benda-benda bintang. Kemungkinan besar diperlukan waktu jutaan tahun bagi bintang generasi pertama untuk lahir di galaksi-galaksi ini. 

Para astronom belum mengetahui bagaimana gas didistribusikan di antara pusat galaksi, yang juga menampung lubang hitam supermasif, serta di pinggiran-pinggiran galaksi. Pengamatan di masa depan tidak hanya dapat membantu memecahkan teka-teki tersebut, tetapi juga mengungkap apakah reservoir gas galaksi-galaksi ini seluruhnya terbuat dari hidrogen purba, atau telah ditaburi unsur-unsur yang lebih berat. 

“Ini adalah proses yang akan kami selidiki lebih lanjut, hingga diharapkan, kami dapat menyatukan lebih banyak lagi potongan-potongan teka-teki,” kata rekan penulis studi Gabriel Brammer dari DAWN. 

Dia mencatat bahwa penemuan ini menunjukkan JWST mencapai lebih dari tujuan-tujuan misi utamanya. Brammer menyebutkan gambar dan data galaksi-galaksi jauh ini tidak mungkin diperoleh sebelum JWST. 

“Ditambah lagi, kami sudah memiliki gambaran yang baik tentang apa yang akan kami temukan ketika kami pertama kali melihat sekilas datanya, kami hampir membuat penemuan-penemuan secara langsung,” kata Brammer. 

Temuan ini dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan pada 23 Mei di jurnal Science. 

Sumber:

https://www.space.com/james-webb-space-telescope-galaxy-formation

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |