Telkom Catat Pendapatan Rp 109,6 Triliun pada Q3 2025,

12 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menutup kuartal III tahun 2025 dengan kinerja solid dan fundamental bisnis yang sehat. Di tengah kondisi makroekonomi yang menantang dan kondisi pasar yang dinamis, perseroan berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 109,6 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2025.

EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasi perseroan mencapai Rp 54,4 triliun dengan margin EBITDA sebesar 49,6 persen. Perseroan juga mencatat laba bersih Rp 15,8 triliun dengan margin laba bersih 14,4 persen.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Sedangkan untuk normalized net income tercatat sebesar Rp16,7 triliun dengan normalized net income margin 15,2 persen.

Direktur Utama Telkom Dian Siswarini mengatakan pencapaian ini mencerminkan ketahanan dan kemampuan adaptasi perusahaan di tengah tantangan ekonomi global dan dinamika industri yang semakin cepat.

‘’Ini sekaligus membuktikan transformasi yang dijalankan butuh konsistensi dan penguatan. Kami berfokus pada optimalisasi nilai di segmen-segmen strategis, termasuk konektivitas fiber dan data center, yang menjadi fondasi utama bagi masa depan ekonomi digital Indonesia,’’ katanya dalam keterangan Senin (3/11/2025).

Melalui strategi transformasi TLKM 2030, Telkom akan terus memperkuat fondasi bisnis dengan bertransformasi menuju perusahaan strategic holding yang lebih lean dan efisien yang berorientasi pada service excellence di setiap lini organisasi.

‘’Kami berkomitmen terus berinovasi dan menghadirkan solusi digital yang relevan dengan kebutuhan pelanggan, sejalan dengan upaya menciptakan pertumbuhan jangka panjang serta memberikan nilai tambah bagi perusahaan, masyarakat, lingkungan, dan seluruh pemangku kepentingan,” tambah Dian.

Sejalan dengan langkah transformasi yang berfokus pada penguatan fondasi bisnis infrastruktur digital, perseroan melanjutkan agenda unlocking value melalui pemisahan sebagian Bisnis dan Aset Wholesale Fiber Connectivity kepada entitas anak usaha PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF).

Hal ini ditandai dengan tercapainya milestone penandatanganan Conditional Spin-off Agreement (CSA), beberapa waktu lalu. Setelah aksi korporasi dilakukan pada Fase 1, TIF akan memiliki 56 persen dari jaringan serat optik Telkom yang merupakan pemilik infrastruktur jaringan terbesar di Indonesia dengan total sekitar 179 ribu km infrastruktur backbone dan kabel bawah laut serta sekitar 500 ribu km jaringan akses yang terhubung langsung ke infrastruktur jaringan seluler, bangunan, maupun pelanggan.

Fokus pada pelanggan di segmen Wholesale, kepemilikan TIF terhadap infrastruktur jaringan akan bertambah pada fase berikutnya.

Langkah ini menjadi bagian penting dari transformasi bisnis infrastruktur Telkom yang bertujuan menciptakan bisnis infrastruktur digital yang lebih fokus dan efisien, serta memperkuat kapabilitas untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang ekosistem konektivitas nasional.

Pada segmen Consumer (Mobile dan Fixed Broadband), Telkomsel sebagai anak usaha Telkom membukukan pendapatan positif sebesar Rp 81,4 triliun dengan tingkat profitabilitas yang sehat dan kontribusi utama berasal dari pendapatan Digital Business.

Average Revenue Per User (APRU) naik 5,2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, menunjukkan bahwa Telkomsel berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan akan layanan telekomunikasi digital yang relevan dan berkualitas.

Menegaskan posisinya sebagai pemimpin pasar telekomunikasi, Telkomsel hingga kini melayani sebanyak 157,6 juta pelanggan seluler dan 10,3 juta pelanggan IndiHome yang tumbuh 9,4 persen YoY.

Telkomsel juga terus memperkuat diferensiasi jaringan melalui ekspansi kapasitas yang strategis sebagai wujud komitmen dalam memperluas jangkauan dan peningkatan pengalaman pelanggan.

Saat ini, Telkomsel mengoperasikan 288.295 Base Transceiver Station (BTS), yang terdiri dari 235.627 BTS 4G dan 4.009 BTS 5G. Lalu lintas data (data payload) juga tumbuh stabil dengan peningkatan double digit sebesar 17,2 persen YoY menjadi 17.412.811 TB.

Angka ini menegaskan peningkatan produktivitas pelanggan dan keberhasilan Telkomsel mewujudkan komitmennya dalam menjaga kualitas layanan.

Sementara itu, implementasi Fixed-Mobile Convergence (FMC) terus memberi sinyal positif, Telkomsel fokus dalam mempersiapkan peluang unlock value dengan optimalisasikan nilai dari infrastruktur yang dimiliki.

Pada layanan mobile broadband, Telkomsel melakukan penguatan strategi bundling dan cross-selling guna meningkatkan kemudahan bagi pelanggan untuk sekaligus menikmati layanan fixed broadband.

Sementara itu, di bisnis fixed broadband, peluang pertumbuhan masih sangat besar. Sehingga Telkomsel akan fokus pada penetrasi ke pasar-pasar potensial, menjangkau lebih banyak pelanggan baru, dan menjaga pendapatan yang berkesinambungan melalui strategi bundling layanan digital.

Dengan kombinasi pertumbuhan di mobile dan fixed broadband, Telkom tetap optimis dapat menjaga profitabilitas.

Selanjutnya pada segmen Wholesale and Internasional Business, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 14,2 triliun atau tumbuh 5,7 persen YoY, didorong oleh kinerja positif dari bisnis infrastruktur digital dan layanan suara wholesale internasional.

Sedangkan pada segmen Enterprise, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp14,9 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025.

Meski menghadapi tantangan melemahnya permintaan solusi korporasi, Telkom tetap optimistis terhadap potensi pertumbuhan segmen ini melalui penguatan kapabilitas Connectivity+, Cybersecurity dan Artificial Intelligence (AI), serta membangun kemitraan strategis dengan mitra teknologi global.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi berkelanjutan Telkom untuk memperkuat posisi sebagai mitra utama dalam akselerasi digitalisasi di segmen pemerintahan dan korporasi, ekosistem untuk korporasi besar, serta perluasan layanan IndiBiz untuk menjangkau pasar UMKM melalui jaringan Telkom Regional di seluruh Indonesia.

Dengan fondasi infrastruktur digital yang kuat dan inovasi yang berkelanjutan, Telkom senantiasa berkomitmen menghadirkan solusi digital terbaik bagi pelanggan B2B di berbagai sektor industri.

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel mencatatkan pendapatan sebesar Rp 6,9 triliun, dengan pertumbuhan pendapatan normal sebesar 0,9 persen YoY, ditopang oleh pendapatan sewa menara sebagai kontributor utama.

Pertumbuhan pendapatan perusahaan juga didorong oleh pendapatan layanan serat optik yang meningkat sebesar 23,8 persen YoY, sejalan dengan strategi perusahaan memperluas bisnis Fiber-to-the-Tower guna memperkuat portfolio produk.

EBITDA dan Laba Bersih juga tumbuh sebesar Rp 5,8 triliun dan Rp1,5 triliun dengan margin EBITDA meningkat menjadi 83,8 persen. Pencapaian pertumbuhan ini merupakan hasil dari upaya perusahaan dalam disiplin pada pengelolaan biaya.

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025, Mitratel menambah 698 menara baru guna mempertahankan kepemimpinan di industri menara. Total kepemilikan menara kini mencapai 40.102 unit dengan tenancy ratio mengalami peningkatan menjadi 1,55x dari sebelumnya 1,51x.

Selain itu, sekitar 59 persen menara Mitratel berada di luar Pulau Jawa, menunjukkan komitmen perusahaan untuk mendukung rencana ekspansi jaringan operator seluler yang didorong oleh peningkatan kebutuhan layanan data di seluruh Indonesia.

Selaras dengan transformasi korporasi yang sedang dijalankan, Telkom semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin dalam pengembangan industri digital nasional. Pada bisnis Data Center dan Cloud, Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp 1,4 triliun selama periode Kuartal III.

Melalui anak usahanya NeutraDC, Telkom juga menunjukkan kemajuan signifikan dalam menjawab meningkatnya permintaan terhadap infrastruktur data center dan layanan cloud di Indonesia. Utilization rate untuk kapasitas data center NeutraDC saat ini mencapai sekitar 89 persen.

Sementara, untuk total utilization rate pada fasilitas data center secara keseluruhan, termasuk dengan neuCentrIX dan yang dikelola oleh Telin mencapai 77 persen.

Hingga saat ini, Telkom memiliki total kapasitas 44 MW + 2451 racks di 35 data center, yang tersebar sebanyak 30 fasilitas di wilayah Indonesia dan 5 fasilitas di 3 negara lainnya (Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste).

Bisnis data center ini didukung dari berbagai segmen pelanggan strategis seperti penyedia layanan cloud Internasional, penyedia layanan AI, pemerintah, perbankan, dan perusahaan besar lainnya.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |