Bandung International Dance Competition Digelar, Ratusan Beasiswa Diberikan ke Juara Berbagai Genre

15 hours ago 12

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Bandung International Dance Competition (BIDC) kembali digelar untuk keempat kalinya. Sebanyak 200 beasiswa diberikan kepada para juara berbagai kategori dan genre tarian. Menurut Project Director Bandung International Dance Competition dari Arsika Kreatif, Euginia Natalia, event ini merupakan yang kedua kali digelar setelah periode panjang interaksi terbatas akibat pandemi.

"Kami sangat bangga menyelenggarakan acara ini dan menyambut para penari dari seluruh dunia untuk menampilkan bakat mereka di BIDC," ujar Euginia, Rabu (13/8/2025).

Selain meraih medali, kata Euginia, juara dalam kompetisi ini juga akan mendapatkan beasiswa yang diharapkan menjadi batu loncatan yang baik untuk perkembangan karir menari para peserta. Tahun ini cukup spesial karena ada sekitar 200 beasiswa yang dibagikan.

Tujuan beasiswanya ke banyak sekolah atau lembaga pelatihan tari macam-macam genre di beberapa lokasi. Seperti di Dallas, AS, Italia, juga Brazil dan Singapura. "Beasiswanya itu ada yang untuk ikut bertanding di luar negeri, tapi ada juga yang untuk belajar seperti camp sebulan atau 1-2 tahun," katanya.

BIDC, kata dia, memang ditujukan bagi mereka yang menginginkan wadah untuk menyalurkan kreativitas dan juga meniti karir di dunia tari hingga internasional. Dikatakan, meski peluangnya besar, tetapi masih banyak orang yang memiliki keterbatasan untuk mengembangkan diri di bidang ini.

"Saat diadakan pertama kali di tahun 2018, BIDC memang menyasar mereka yang memerlukan wadah kompetisi untuk bertanding. Sehingga kami meminta banyak dukungan dari rekanan termasuk kerja sama beasiswa," katanya.

Kegiatan ini, berlangsung pada 8-10 Agustus 2025 di gedung Pusat Pembelajaran Arntz-Geise. Sebanyak 525 peserta datang dari 64 sekolah yang bergabung tahun ini. Termasuk peserta dari luar negeri seperti Malaysia dan Filipina.

Euginia mengatakan, BIDC merupakan perayaan keberagaman yang mempertemukan penari dari berbagai latar belakang dan kelompok usia. Perpaduan dinamis ini, memperkaya dunia seni pertunjukan dan memicu kreativitas dalam komunitas tari.

Tahun ini, kata dia, ada yang baru karena muncul genre tari baru, yakni Kpop dance. Sehingga BIDC menampilkan tarian multigenre mulai dari balet, kontemporer, jazz, tradisional, hip-hop, dan juga K-pop. Selain itu, ada yang menarik di perhelatan kali ini adalah kehadiran peserta di kategori open age yang sudah berusia di atas 50 tahun. "Kami kagum dengan kehadiran mereka. Masih semangat dan sehat sehingga sangat menginspirasi karena masih mau ikut lomba," katanya.

Melalui BIDC 2025, kata dia, pihaknya berharap setiap penari tidak hanya mendapatkan pengalaman berharga tetapi juga prestasi baru, inspirasi dari sesama penampil, dan wawasan dari para juri yang terhormat.

Euginia mengatakan, hadirnya genre KPop dance merupakan permintaan dari peserta yang banyak berdatangan. Tidak bisa dimungkiri, popularitas KPop dance tengah ramai termasuk di luar negeri. Pada kompetisi ini, ada kategori solo, duo, dan group berdasarkan genre, dan usia. Untuk kategori usia, mulai 5 hingga 18 tahun, serta di atasnya kategori open age.

"Selama 3 hari kompetisi, total ada 10 sesi penampilan. Dan untuk acara puncaknya adalah gala night awarding," katanya.

Di momen tersebut, kata dia, setiap pemenang di kategori diundang untuk parade, dan menampilkan 10 penampil pilihan juri yang terbaik. Sekaligus diumumkan Grand Champion untuk Piala Gubernur, Excellent School, dan Best School.

Peserta BIDC, kata dia, berasal dari berbagai sekolah, tidak hanya sekolah akademik (formal). Namun, sekolah dance, komunitas, atau sanggar. "Jadi satu sekolah memang bisa mengirim banyak anak sehingga ada kategori excellent school dimana kami juga menghargai usaha dari setiap para guru dan staff yg tergabung dalam sekolah yg berjuang medukung para murid untuk tampil di panggung," papar Euginia.

Euginia menilai, bakat tari di Indonesia banyak yang hebat sehingga BIDC hadir untuk membuka jalan lebih luas untuk berkembang. Untuk genre tari tradisional, memang masih jadi ciri khas dalam negeri. Namun melalui BIDC bisa muncul koneksi yang membantu sanggar-sanggar agar bisa lebih maju.

Di malam puncak acara BIDC, Sri Subekti Handayani perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov. jabar menyampaikan jika kegiatan ini merupakan perwujudan dari UU Kemajuan Kebudayaan No 5 tahun 2017. "Undang-undang tersebut mengamanatkan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus melaksanakan pelestarian seni, pengembangan seni, dan juga pemanfatan dan pembinaan seni," katanya.

Sementara menurut Herman Susilo Haslim, Chairman BIDC, BIDC lebih dari sebuah kompetisi. "Ini adalah festival meriah yang menampilkan keindahan dan keberagaman tari dari seluruh dunia. Dari bentuk tradisional hingga balet, hip hop, jazz, dan kontemporer, setiap pertunjukan menghadirkan cerita unik dan suara artistik ke panggung," katanya. 

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |