Firga Shehan Shadra
Edukasi | 2025-05-12 03:46:00

Victor Moritz Goldschmidt adalah salah seorang saintis pertama yang memandang bumi sebagai satu sistem. Dia tahu bahwa agar mendapat gambaran utuh, kita tak bisa hanya tahu fisika, kimia, geologi, kita harus tahu semuanya. Ketika itu penyelidikan unsur-unsur baru dimulai, unsur-unsur tak stabil sesudah uranium di tabel periodik (transuranik) belum ditemukan.
Goldschmidt sangat cerdas sampai-sampai ditawari pekerjaan di Universitas Oslo tanpa perlu ujian atau gelar. Itu terjadi pada tahun 1909, ketika itu dia baru berumur 21 tahun. Tiga tahun kemudian, dia mendapat penghargaan sains terbesar Norwegia, Hadiah Fridtjof Nansen.
Goldschmidt menerapkan pengetahuan baru dari ahli kimia Rusia yaitu Mendeleev untuk menciptakan tabel periodik versinya sendiri, yang masih dipakai hingga sekarang. Namun dalam pikiran Goldschmidt, tabel periodik barunya bukan sekadar sesuatu untuk menggantikan dekorasi dinding kelas atau laboratorium yang ketinggalan zaman. Dengan tabel itu dia dapat melihat bagaimana kristal dan mineral kompleks dapat terbentuk dari unsur-unsur dasar. Tabel periodik barunya yang lebih bagus menunjukkan bagaimana unsur-unsur membentuk beberapa struktur geologis termegah di Bumi Himalaya, tebing putih Dover, Grand Canyon. Goldschmidt menemukan dasar-dasar geokimia dan membantu kita mengerti bagaimana zat berevolusi menjadi gunung.
Goldschmidt memusatkan perhatian risetnya ke olivin, permata hijau peninggalan pembentukan tata surya. Dia kagum dengan kemampuan olivin bertahan bahkan dalam suhu amat tinggi, dan merupakan orang pertama yang berspekulasi bahwa olivin boleh jadi berperan dalam menyiapkan panggung untuk asal-usul kehidupan. Selagi mempelajari olivin, yang kalau dipoles dan dipasang di perhiasan dikenal sebagai peridot, Goldschmidt merintis penggunaan baru untuknya. Dia pertama-tama menggunakan olivin untuk melapisi tungku, tapi generasi-generasi berikut bakal mendapati bahwa ketahanan olivin terhadap panas ideal untuk reaktor nuklir dan roket.
Pada waktu yang sama, Goldschmidt penasaran dengan keberadaan olivin di seluruh kosmos. Itu adalah awal bidang bernama kosmokimia. Namun ada cabang kimia lain yang lebih tradisional tapi lebih penting bagi dia kala itu. Pada malam sebelum invasi Nazi atas Norwegia, Goldschmidt mengenakan baju pelindung dan membuat beberapa pil sianida untuk dirinya sendiri. Dia menyimpan pil-pil itu supaya dapat langsung bunuh diri jika/kalau Gestapo menangkapnya. Ketika seorang saintis lain bertanya apa masih ada pil yang bisa diminta, Goldschmidt menjawab, “Racun ini untuk profesor kimia saja. Kamu sebagai ahli fisika, silahkan pakai tali.”
Sebagai saintis, Goldschmidt terlalu penting untuk dimusnahkan Nazi. Dia diperbolehkan hidup di luar kamp jika mau mengabdi kepada Reich. Goldschmidt menerima tawaran itu untuk menggunakan satu-satunya keunggulan yang dia punya dibanding para penangkapnya. Dia mempermainkan mereka, membuat mereka melakukan hal-hal tak berguna. Dia kerahkan pasukan untuk mencari mineral yang sebenarnya tak ada, dengan alasan bahwa mineral itu penting untuk perang. Siasatnya bisa terbongkar kapan saja dan itu kiranya berarti kematian.
Pada akhir 1942, kelompok perlawanan Norwegia mengetahui bahwa Goldschmidt terancam bahaya. Mereka membantu dia meloloskan diri pada malam hari menyeberang perbatasan ke Swedia. Goldschmidt menghabiskan sisa masa perang di Swedia, lalu Inggris, membantu Sekutu dengan pengetahuannya. Kesehatannya selalu buruk, dia tak pernah pulih selama perang.
Victor Goldschmidt meninggal pada 1947. Namun dalam periode terakhir hidupnya, dia menulis satu makalah mengenai molekul-molekul organik kompleks yang dia pikir berkaitan dengan asal-usul kehidupan di Bumi. Gagasan-gagasan di makalah itu terus menjadi inti pemahaman kita mengenai cara kehidupan terjadi. Goldschmidt tak pernah tahu bahwa bergenerasi-generasi ahli geokimia sesudah dia bakal menganggap dia sebagai pendiri bidang tersebut. Salah satu permintaan terakhir Goldschmidt adalah dikremasi lalu abunya disimpan dalam guci yang terbuat dari barang yang dia anggap bahan kehidupan yaitu olivin yang dicintainya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.