Di Hadapan Gen Z, Gus Faiz Ingatkan Kemorosotan Moral Hancurkan Suatu Peradaban

6 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama menggelar program Ngabuburead: Literate to Elevate untuk mendorong indeks literasi di kalangan Gen Z.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menjelaskan, Ngabuburead dirancang sebagai wadah interaktif yang menggabungkan literasi dengan diskusi keislaman.

Ngabuburead, imbuhnya, mencakup ruang diskusi yang mendorong partisipasi aktif peserta. “Tidak hanya membaca, peserta juga diajak berdiskusi dengan narasumber. Dengan metode ini, literasi tidak lagi dipandang sebagai aktivitas pasif, melainkan menjadi bagian dari gaya hidup anak muda,” ungkapnya saat ditemui di Jakarta, Rabu(19/3/2025).

Di dalam program Ngabuburead, Kemenag juga memperkenalkan platform Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (Elipski), sebuah aplikasi perpustakaan digital Bimas Islam Kemenag yang menyediakan berbagai literatur keislaman.

Arsad mengungkapkan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam mendukung literasi keagamaan bagi generasi muda. “Kemenag menyediakan Elipski, sebuah platform perpustakaan digital yang mudah digunakan untuk mengakses berbagai literatur keislaman,” ungkapnya.

Dikatakannya, literasi keagamaan tidak terbatas pada aspek fisik, tetapi juga berkembang melalui teknologi digital agar lebih dekat dengan anak muda. “Melalui Elipski, kami ingin menjangkau lebih banyak anak muda, sehingga mereka dapat mengakses buku dan materi keislaman dengan lebih praktis,” tambahnya.

Ngabuburead di Istiqlal

Sebagai bagian dari kampanye literasi tersebut, Kemenag menggelar Ngabuburead bertema "Judi Online: Ancaman Serius bagi Keluarga dan Masyarakat” di Perpustakaan Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Kegiatan ini menghadirkan Ketua Umum MUI DKI Jakarta yang juga Pengasuh Pesantren Daarul Rahman Jakarta, Kiai Faiz Syukron Makmun atau Gus Faiz, sebagai narasumber yang membahas dampak buruk judi online terhadap moral dan sosial masyarakat.

Gus Faiz mengungkapkan, kemerosotan moral dapat menghancurkan suatu peradaban, sebagaimana yang terjadi di Andalusia. "Islam pernah hebat di Andalusia. Coba kita datang ke Spanyol, lihat bagaimana peradaban Islam di Sevilla, Cordova. Itu semua adalah peradaban Islam yang cukup maju. Tetapi hari ini, kita hanya bisa melihat peninggalannya saja di sana," tuturnya.

Menurutnya, mundurnya peradaban Islam di Andalusia tidak semata akibat perpecahan politik. Namun, kejatuhan itu sebenarnya diawali dari merosotnya moral dan pengetahuan masyarakat.

Salah satu ancaman moral terbesar di era modern, menurutnya, adalah judi online. Akses informasi yang terlalu bebas membuat banyak orang, terutama generasi muda, kesulitan membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Terlebih, judi online tidak terlihat seperti judi konvensional yang dilakukan di meja-meja perjudian.

Untuk itu, dia mengingatkan bahwa judi online jauh lebih berbahaya karena tersembunyi dan mudah diakses. "Sistem ini mendorong orang untuk bermimpi mendapatkan keuntungan instan melalui permainan yang sebenarnya sudah direkayasa," ujarnya.

Gus Faiz pun menekankan pentingnya peran Generasi Z dalam memerangi maraknya judi online. "Gen Z harus menjadi garda terdepan bangsa ini. Sekarang ada teroris sejati yang sudah memakan begitu banyak korban dan masa depan anak bangsa, namanya judi online," tegasnya.

BACA JUGA: Berkat Kecerdasan Ilmuwan Iran, Program Nuklir tak Dapat Diserang atau Dibom Sekalipun

Ngabuburead Literate to Elevate di Perpustakaan Masjid Istiqlal diikuti 100 peserta yang terdiri dari remaja masjid, pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum.

Sebelumnya, Kemenag juga menghelat acara serupa di Gramedia The Park Pejaten pada 11 Maret. Ngabuburead selanjutnya akan digelar di Grand Wisata Bekasi pada Sabtu, 22 Maret 2025, dengan menghadirkan narasumber dan tema yang berbeda.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |