REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Serangan udara Israel yang mematikan terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Gaza utara dini hari tadi telah menyebabkan puluhan warga Palestina syahid atau terluka, menurut laporan lokal. Serangan tersebut menargetkan sebuah gedung berlantai lima di kota Beit Lahiya, yang menampung keluarga-keluarga pengungsi.
Merujuk kantor berita WAFA, laporan awal menunjukkan bahwa serangan udara yang dilakukan oleh jet tempur Israel menyebabkan kerusakan parah pada bangunan milik keluarga Ghabayen, yang mengakibatkan sejumlah besar korban jiwa di kalangan warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak dan wanita.
Tim penyelamat sedang berjuang untuk mencapai lokasi karena parahnya kerusakan dan serangan udara Israel yang sedang berlangsung serta serangan sembarangan di daerah tersebut, sehingga sulit untuk memberikan jumlah korban tewas dan cedera yang akurat pada tahap ini. Bangunan itu, yang merupakan rumah bagi keluarga-keluarga yang mengungsi akibat genosida Israel yang sedang berlangsung, runtuh setelah dihantam.
Jumlah syuhada dalam kejadian diperkirakan mencapai 72 orang. Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan serangan tersebut menghantam sebuah menara perumahan di utara Gaza yang menampung enam keluarga Palestina.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Bursh, menuturkan, pasukan Israel sengaja mengebom warga sipil pada larut malam agar tidak ada yang bisa menyelamatkan mereka, kata al-Bursh. Hampir 30 persen korban pembantaian Beit Lahiya saat ini adalah anak-anak. Ada sekitar 20 sampai 30 orang di bawah reruntuhan di Beit Lahiya yang tidak dapat dijangkau.
WAFA juga melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur Israel menargetkan dua rumah di kamp pengungsi al-Bureij dan al-Nuseirat di Gaza tengah dini hari tadi, menewaskan sedikitnya tujuh warga Palestina dan menyebabkan beberapa lainnya terluka. Upaya penyelamatan masih berlangsung, dan beberapa orang masih terjebak di bawah reruntuhan.
Menurut sumber medis, serangan pertama menghantam rumah milik keluarga al-Masri di kamp al-Bureij, menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya. Beberapa orang masih hilang di bawah puing-puing setelah serangan tersebut, dan tim penyelamat bekerja dalam kondisi yang sulit untuk menemukan korban yang selamat.
Dalam serangan terpisah, serangan udara Israel menargetkan rumah milik keluarga al-Rumana di kamp pengungsi Nuseirat, menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai lainnya. Tim medis lokal telah berjuang untuk memberikan perawatan segera karena rumah sakit di wilayah tersebut kewalahan menangani korban jiwa akibat agresi Israel yang terus berlanjut di Gaza.
Pada Sabtu sore, setidaknya 10 warga Palestina syahid dan lainnya terluka dalam serangkaian serangan udara Israel yang menargetkan berbagai lokasi di Jalur Gaza. Di Khan Younis, di selatan Gaza, pesawat tempur Israel menargetkan rumah milik keluarga Al-Arjani di daerah Qizan Abu Rishwan, di selatan kota. Serangan tersebut mengakibatkan terbunuhnya empat warga Palestina dan menyebabkan beberapa lainnya terluka.
Dalam serangan udara terpisah, jet Israel menargetkan sekelompok warga di kawasan Bukit Al-Nuwairi, sebelah barat kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, menewaskan satu orang dan melukai lainnya.
Serangan udara Israel juga menghantam Jalan Sarsawi di kota Jabalia di Gaza utara, meskipun jumlah korban di sana masih dihitung. Selanjutnya, serangan bom Israel menghantam rumah keluarga Ayoub di persimpangan Sha’bi di pusat Kota Gaza, mengakibatkan tewasnya lima orang lagi dan luka-luka lainnya, yang dilarikan ke Rumah Sakit Arab Al-Ahli.
Agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak Oktober 2023 sejauh ini telah mengakibatkan setidaknya 43.799 korban jiwa warga Palestina, dan lebih dari 103.601 lainnya terluka. Ribuan korban dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan, tidak dapat diakses oleh tim darurat dan pertahanan sipil akibat serangan Israel.
Serangan genosida Israel terus berlanjut meskipun ada seruan dari Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan gencatan senjata dan arahan dari Mahkamah Internasional yang mendesak diambilnya tindakan untuk mencegah genosida dan meringankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.