Jangan Anggap Remeh, 8 Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Picu Stroke di Usia Muda

1 day ago 14

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Stroke bukan hanya penyakit yang menyerang usia lanjut. Stroke juga bisa terjadi pada generasi muda yang masih berada dalam rentang usia produktif (20-50 tahun).

Hal ini diungkapkan oleh Agus Citra Dermawan, Sekretaris Prodi Keperawatan Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Salemba 45. Menurut Citra, ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke di usia muda, terutama jika dipengaruhi oleh gaya hidup dan kebiasaan yang kurang sehat.

Apa itu stroke?

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti atau terganggu, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi penting. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dalam waktu singkat.

Oleh karena itu, memahami penyebab dan faktor risiko stroke menjadi sangat penting, terutama bagi generasi muda yang sering mengabaikan tanda-tanda peringatan ini.

Kebiasaan yang meningkatkan risiko stroke di usia muda

1. Pola makan tidak sehat

Mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol. Pola makan seperti ini secara langsung berkontribusi terhadap penumpukan plak di arteri, yang bisa memicu stroke.

2. Kebiasaan merokok dan minum alkohol

Merokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan penumpukan plak, sementara alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan melemahkan fungsi jantung. Kombinasi keduanya meningkatkan risiko stroke secara signifikan.

3. Kurang gerak

Gaya hidup yang minim aktivitas fisik meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan diabetes – semua faktor yang berkaitan erat dengan stroke.

4. Stres kronis

Stres yang berkepanjangan memicu peningkatan hormon kortisol, yang bisa menyebabkan peradangan dan merusak pembuluh darah, memperbesar risiko stroke.

5. Mengabaikan masalah kesehatan

Kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan gangguan jantung perlu dikelola dengan baik. Mengabaikan pengobatan atau jarang memeriksakan kesehatan dapat memperparah risiko stroke.

6. Penyalahgunaan narkoba dan zat stimulan

Menggunakan obat-obatan terlarang seperti kokain dan amfetamin bisa meningkatkan tekanan darah secara ekstrem dan merusak pembuluh darah otak.

7. Dehidrasi dan menahan buang air kecil

Kurangnya cairan dalam tubuh bisa membuat darah lebih kental dan memperbesar risiko pembentukan bekuan darah, sementara menahan pipis dapat meningkatkan tekanan darah.

8. Bekerja berlebihan (workaholic)

Bekerja tanpa istirahat cukup dapat meningkatkan stres, tekanan darah, dan risiko gangguan jantung, yang semuanya berkontribusi pada risiko stroke.

UBSI dan peran pendidikan dalam mencegah stroke di usia muda

UBSI kini tengah memperluas fokus pendidikannya dengan membuka Program Studi Keperawatan melalui penyatuan dengan Akper Bina Insan. Ini adalah langkah strategis untuk memperkuat pendidikan kesehatan, termasuk dalam pencegahan stroke pada usia muda.

"Dengan kurikulum yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan masyarakat, UBSI berkomitmen mencetak tenaga kesehatan yang siap menghadapi tantangan medis di masa depan," kata Citra.

Mencegah stroke di usia muda membutuhkan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, termasuk mengelola stres, berolahraga teratur, dan menjaga pola makan seimbang. Dengan edukasi yang tepat, seperti yang ditawarkan UBSI melalui program keperawatannya, generasi muda bisa lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini. Dengan begitu, risiko stroke bisa ditekan, dan kualitas hidup dapat meningkat secara signifikan.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |