Berbagai jenis rudal Iran jarak jauh dan pembawa roket. Iran tegaskan akan tetap melakukan serangan ke Israel
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV-Axios melaporkan rincian baru tentang kemungkinan serangan Iran terhadap Israel, sementara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengkonfirmasi bahwa Teheran akan menanggapi Israel dengan “cara yang tepat” dan “sesuai dengan waktu dan situasi yang ditentukan”.
Israel mengumumkan pada 26 Oktober 2024 bahwa mereka telah menyerang target-target militer di Iran, dalam sebuah operasi yang disampaikan sebagai respons terhadap serangan rudal Iran terhadap Israel pada tanggal 1 di bulan dan tahun yang sama.
Menurut para pejabat Amerika Serikat dan Israel yang dikutip Axios, Iran sedang bersiap untuk menanggapi Israel dengan serangan dari Irak, dan sebagai persiapan, IRGC telah mengirimkan pesawat tak berawak dan rudal kepada milisi bersenjata di Irak.
Amerika Serikat telah memperingatkan Iran secara terbuka, terutama agar tidak melancarkan serangan ke Israel, namun sejauh ini Iran tidak menunjukkan kemauan untuk melakukan de-eskalasi.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken berbicara dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shi'a Al-Sudani tentang serangan Iran yang diperkirakan akan terjadi, dan peringatan Amerika Serikat telah disampaikan kepada Baghdad bahwa Israel mungkin akan menyerang Irak jika mereka tidak mencegah serangan Iran.
“Tidak seperti Israel, Republik Islam tidak mencari eskalasi, tetapi memiliki hak penuh untuk mempertahankan diri,” kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi, seraya menambahkan bahwa Iran ”akan merespons agresi entitas Zionis sesuai dengan waktu dan situasi yang ditentukannya, dengan cara yang tepat, dengan cara yang telah diperhitungkan dengan matang.”
Di Israel, Channel 12 mengutip perkiraan pihak keamanan yang memperkirakan bahwa Iran mungkin akan mempertimbangkan kembali sifat serangannya di tengah krisis pemecatan Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant dan ketegangan dengan Washington terkait hal itu.
Sebelumnya, situs web Israel, Walla, melaporkan bahwa Israel telah meningkatkan tingkat kewaspadaan untuk mengantisipasi serangan Iran, dan menegaskan bahwa tentara melakukan penilaian harian terhadap situasi dan mempertahankan kesiapan yang tinggi, terutama di bidang pertahanan udara dan sistem kontrol.
Situs web tersebut menunjukkan bahwa Amir Baraam, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Israel, memimpin upaya-upaya untuk meningkatkan koordinasi dengan Komando Pusat Angkatan Darat Amerika Serikat (CENTCOM) untuk mengantisipasi berbagai skenario eskalasi, termasuk sistem pertahanan rudal THAAD, yang menambahkan lapisan pertahanan baru pada sistem keamanan Israel.
Para pejabat Israel mengindikasikan bahwa pasukannya tetap siap untuk menghadapi serangan dari berbagai front, termasuk Suriah, Yaman dan Irak, tidak harus dari dalam wilayah Iran sendiri, dan intelijen Israel tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Iran mencoba untuk membunuh tokoh-tokoh terkemuka Israel di dalam dan di luar Israel.
Ketegangan ini bertepatan dengan seruan internasional untuk gencatan senjata di Jalur Gaza dan Lebanon untuk menghindari eskalasi krisis di wilayah tersebut sebagai upaya untuk menghindari krisis di wilayah tersebut.
Dengan Iran yang menekankan perlunya menanggapi setiap pelanggaran terhadap kedaulatannya, tampaknya keputusan Israel untuk menerima atau menolak gencatan senjata akan memainkan peran yang menentukan dalam membentuk respons Iran dan tingkat keparahannya.