REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Juru bicara Pertahanan Sipil di Jalur Gaza mengatakan bahwa lebih dari 150 orang tewas dan terluka akibat pemboman oleh penjajah Israel terhadap 11 rumah di kamp Jabalia di Jalur Gaza utara. Serangan ini dilakukan beberapa jam setelah pembantaian lain yang dilakukan penjajah di Nuseirat dan Al-Maghazi.
Peristiwa tragis ini menandai babak lain dari kampanye pembersihan etnis dan genosida Israel yang sedang berlangsung di wilayah tersebut yang telah berlangsung selama tiga pekan.
Kantor berita WAFA mengutip sumber-sumber lokal melaporkan bahwa setidaknya sepuluh rumah di daerah Al-Houja di Jabalia dihantam oleh pesawat tempur Israel, yang menyebabkan pembunuhan dan cederanya puluhan warga sipil serta kehancuran yang meluas.
Penduduk di daerah sasaran mengeluarkan seruan mendesak untuk meminta bantuan mengangkut korban luka; namun, tim penyelamat menghadapi tantangan besar dalam mencapai lokasi kejadian karena serangan yang terus menerus dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel.
Rumah-rumah yang hancur merupakan milik beberapa keluarga, antara lain keluarga Najjar, Abu Al-Ouf, Salman, Hijazi, Abu Qumsan, Aql, Abu Rashid, Abu Tarabish, Zaqoul, dan Sha'lan. Sejak 5 Oktober 2024, pasukan Israel telah mengintensifkan invasi darat dan pemboman di berbagai lokasi di Gaza utara, dengan upaya yang bertujuan untuk menggusur paksa penduduk setempat.
Pertahanan Sipil di Gaza menjelaskan bahwa penjajah mengebom sebuah daerah pemukiman di Jabalia pada Kamis (24/10/2024). Mereka menghadapi kesulitan besar dalam mengangkut para martir dan korban luka setelah pendudukan mengganggu pekerjaan mereka, meskipun ada seruan bantuan dari penduduk.
Sebelumnya pada Kamis, sumber medis mengatakan kepada Aljazirah bahwa 34 warga Palestina telah syahid dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak fajar. Sumber-sumber medis mengkonfirmasi bahwa di antara para syuhada yang tercatat sejak fajar, 27 orang syahid di Jalur Gaza tengah dan selatan.
Sementara itu, Direktur Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail Al-Thawabta, mengatakan bahwa pesawat penjajah Israel melakukan pembantaian jam demi jam di seluruh Jalur Gaza. Ia menjelaskan bahwa pendudukan mengintensifkan pemboman terhadap tempat penampungan dan pusat pengungsian. dan fokus pada Jabalia dan sekitarnya.
Al-Thawabat juga berbicara tentang eksekusi yang dilakukan Israel terhadap 11 anak dengan mengebom markas Klub Layanan Al-Maghazi di tengah Jalur Gaza. Di kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah, Aljazirah melaporkan bahwa setidaknya 17 orang – kebanyakan dari mereka anak-anak – syahid dalam pemboman Israel yang menargetkan “Sekolah Syuhada Nuseirat”, yang menampung para pengungsi.
Kantor Media Pemerintah mengatakan, “Tentara pendudukan mengetahui bahwa Sekolah Syuhada al-Nuseirat menampung ribuan pengungsi, dan mayoritas dari mereka adalah anak-anak dan perempuan yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka dan lingkungan pemukiman sipil yang telah dibom."
Kantor tersebut mengkonfirmasi bahwa pembantaian yang dilakukan oleh penjajah di Nuseirat meningkatkan jumlah pusat pengungsian yang dibom menjadi 196, yang menampung ratusan ribu pengungsi yang menjadi pengungsi akibat perang genosida terhadap warga Palestina.
Dia menjelaskan bahwa “kejahatan ini terjadi bersamaan dengan rencana pendudukan Israel untuk menghancurkan sistem kesehatan di Jalur Gaza, menghancurkan rumah sakit, menghentikan pelayanan, dan mencegah masuknya perawatan, obat-obatan, dan pasokan medis, yang menegaskan keberadaan Israel. rencana untuk melikuidasi lebih dari 2,4 juta warga Palestina di Jalur Gaza."
Di kamp Jabalia di Jalur Gaza utara, koresponden Aljazirah melaporkan bahwa tembakan artileri menargetkan Rumah Sakit Al Awda di wilayah Tal al-Zaatar, sementara pasukan penjajah menargetkan tenda pengungsi di Sekolah Abu Hussein di kamp tersebut.
Pertahanan Sipil di Gaza mengkonfirmasi bahwa mereka sejak Rabu telah menerima ratusan permohonan dari keluarga yang menolak untuk meninggalkan kota Beit Lahia dan kamp serta kota Jabalia, yang menyatakan bahwa ada korban luka dan syahid di beberapa rumah dan di jalan raya.
Sedangkan Rumah Sakit Baptis telah menerima jenazah seorang syuhada dan sejumlah orang yang terluka menyusul serangan udara Israel yang menargetkan pertemuan warga sipil di dekat Masjid Khalidi, barat laut Kota Gaza. Mengutip dokter di rumah sakit, kondisi beberapa korban luka sangat kritis.
Koresponden Aljazirah melaporkan bahwa tiga warga Palestina syahid dalam pemboman Israel yang menargetkan sebuah rumah di daerah Maan, sebelah timur Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza. Dia juga melaporkan bahwa pasukan pendudukan meledakkan bangunan tempat tinggal di lingkungan Saudi, sebelah barat Rafah.
WAFA melansir, pasukan penjajah Israel melakukan tujuh pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, yang mengakibatkan terbunuhnya sedikitnya 55 warga Palestina dan melukai 142 lainnya, menurut laporan medis.
Otoritas kesehatan setempat mengkonfirmasi bahwa jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 42.847 korban jiwa, dengan tambahan 100.544 orang menderita luka-luka. Mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak.
Menurut sumber yang sama, layanan darurat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terperangkap di bawah reruntuhan atau berserakan di jalan-jalan di daerah kantong yang dilanda perang tersebut, karena pasukan pendudukan Israel terus menghalangi pergerakan kru ambulans dan pertahanan sipil.