Human Factor: Kunci Keselamatan ALKI

6 hours ago 6

Home > Kebijakan Monday, 07 Jul 2025, 11:30 WIB

Peningkatan keselamatan pelayaran di ALKI perlu prosedur yang andal, beretika, dan sadar keselamatan.

FGD Ditjen Hubla tekankan human factor, atau unsur manusia pada keselamatan di ALKI. Situs resmi Ditjen Hubla.FGD Ditjen Hubla tekankan human factor, atau unsur manusia pada keselamatan di ALKI. Situs resmi Ditjen Hubla.

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki tanggung jawab besar menjaga keselamatan pelayaran di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Fokus kini diarahkan pada peran penting human factor dalam sistem kenavigasian nasional.

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menegaskan pentingnya pengelolaan human factor atau unsur manusia sebagai faktor krusial dalam keselamatan pelayaran di ALKI. Hal ini disampaikan Direktur Kenavigasian Hernadi Tri Cahyanto dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema "Pengaruh Human Factor Terhadap Dimensi Kenavigasian untuk Mewujudkan Keselamatan Pelayaran di ALKI”, yang digelar di Kantor Pusat Ditjen Perhubungan Laut, Jumat (4/7/2025).

“Posisi Indonesia sebagai negara di jalur strategis global mengharuskan sistem pelayaran yang aman dan efisien. Namun, teknologi navigasi yang canggih tidak akan optimal tanpa kualitas manusia yang mengoperasikannya,” ujar Hernadi, seperti dilansir situs resmi Ditjen Hubla.

Menurutnya, dimensi kenavigasian tidak hanya soal peralatan—seperti VTS, AtoN, atau sistem navigasi elektronik—tetapi juga menyangkut kesiapan personel dalam komunikasi, pengambilan keputusan, hingga kedisiplinan dalam situasi darurat.

Human factor mencakup aspek kompetensi, pelatihan, kelelahan kerja, budaya keselamatan, hingga kemampuan memahami instrumen dan prosedur dalam kondisi nyata. Ketidaksiapan dalam aspek ini bisa berdampak langsung pada keselamatan pelayaran nasional dan internasional.

FGD ini diikuti oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan DPP INSA, pejabat Ditjen Hubla, Distrik Navigasi Tanjung Priok, akademisi dari ITL Trisakti, serta dosen pelayaran dari lembaga diklat kepelautan.

Hernadi berharap diskusi tidak berhenti di tataran teoritis, tetapi menghasilkan rekomendasi kebijakan yang konkret, progresif, dan dapat segera diimplementasikan, demi menciptakan sistem kenavigasian yang tangguh secara teknologi dan kuat dari sisi sumber daya manusia.

Peningkatan keselamatan pelayaran di ALKI bukan hanya soal perangkat teknologi, tetapi juga tentang menyiapkan manusia yang andal, beretika, dan sadar keselamatan. Inilah tantangan bersama bagi regulator, operator, dan dunia pendidikan pelayaran.

Image

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |