Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN- Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf kembali menegaskan dukungan negaranya kepada Suriah dalam perang melawan terorisme, dan mengatakan bahwa lonjakan aksi teroris di negara tersebut merupakan bagian dari skema Zionis-Amerika Serikat
Qalibaf dan mitranya dari Suriah, Hammouda Sabbagh, membahas perkembangan terkini di Suriah melalui telepon pada Senin (2/12/2024), di tengah kemunculan kelompok teroris Takfiri di Suriah utara.
Republik Islam Iran memandang Suriah sebagai bagian penting dari front Perlawanan, ujar Qalibaf.
Dia menggambarkan kemunculan seketika kelompok-kelompok teroris di Suriah pascapenerapan gencatan senjata di negara tetangga Lebanon sebagai upaya terkoordinasi dari pasukan Israel dan Amerika.
Sabbagh,pada percakapan telepon itu memberi pengarahan kepada ketua parlemen Iran itu soal serangan balik dari Militer Suriah terhadap kelompok teroris, yang telah melancarkan serangan mengejutkan di kota Aleppo dan Idlib sejak Rabu (27/11).
Pada kesempatan itu, Sabbagh juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Iran bagi Suriah dalam memerangi terorisme.
Dia bersumpah bahwa Suriah — yang berpengalaman 13 tahun memerangi terorisme dan pasukan asing — pada akhirnya akan berhasil menangkal serangan yang saat ini masih berlangsung.
Sebelumnya, Presiden Iran dan Rusia telah menjanjikan dukungan bagi Suriah dalam perang melawan apa yang mereka sebut sebagai terorisme karena negara Arab tersebut sedang bergulat dengan lonjakan kegiatan teroris di bagian utara.
Dalam percakapan telepon pada hari Senin (3/12/2024) dikutip dari Mehrnews, Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, membahas situasi keamanan yang sedang berlangsung di Suriah setelah serangan teroris yang direkayasa oleh Israel di negara tersebut.
Mereka memperingatkan bahwa gerakan teroris baru-baru ini di Suriah merupakan ancaman serius bagi stabilitas dan keamanan negara Arab dan seluruh kawasan.
Pezeshkian mengatakan bahwa perjanjian gencatan senjata antara gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, dan Israel telah menciptakan secercah harapan bagi perdamaian di wilayah tersebut, namun gerakan teroris di Suriah, yang didukung oleh rezim Israel, sekali lagi membuat wilayah tersebut dalam keadaan siaga.
Dia menambahkan bahwa kebangkitan terorisme di Suriah akan menyebarkan ketidakamanan dan konflik di wilayah tersebut.
"Kami percaya bahwa insiden-insiden yang terjadi baru-baru ini merupakan bagian dari rencana berbahaya yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan rezim Zionis untuk mengacaukan geografi politik di kawasan ini demi kepentingan Zionis," ujar presiden Iran.
Namun, dia menekankan bahwa rencana tersebut akan digagalkan melalui persatuan dan kerja sama di antara negara-negara di kawasan.
Pezeshkian memuji peran Rusia dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional serta dukungannya terhadap integritas teritorial Suriah dan menyatakan kesiapan Teheran untuk meningkatkan kerja sama dengan Moskow dalam hal ini.
BACA JUGA: Mengapa Surat Al-Waqiah Berada Setelah Ar-Rahman, Apakah Ada Hubungan Antarkeduanya?
Sementara itu, Putin mengatakan bahwa Rusia setuju dengan Iran bahwa kelanjutan gerakan teroris di Suriah utara akan merusak kedaulatan nasional dan integritas teritorial negara tersebut dan membahayakan keamanan regional.
Dia menambahkan bahwa para pendukung teroris menyebabkan insiden-insiden yang sedang berlangsung di Suriah dan menyatakan tekad kuat Rusia untuk bekerja sama dengan Iran dalam membantu pemerintah Suriah memerangi kelompok-kelompok teroris.
sumber : Antara