REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy, siswa SMKN 4 Kota Semarang, telah melaporkan kasus penembakan yang dialami remaja 17 tahun tersebut ke Polda Jawa Tengah (Jateng). Pelaku penembakan adalah anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, yakni Aipda Robig Zaenudin.
Seorang anggota keluarga Gamma yang meminta dirahasiakan identitasnya mengungkapkan, pada Senin (25/11/2024), sehari setelah Gamma dimakamkan, beberapa anggota Polrestabes Semarang, mendatangi kediaman Gamma yang berlokasi di Jalan Borobudur Timur XIV RT11/09, Kembangarum, Semarang Barat.
Dalam kunjungan itu, para anggota Polrestabes Semarang meminta keluarga Gamma menandatangani surat pernyataan bahwa mereka tidak akan memperkarakan kasus penembakan tersebut. "Kita diminta supaya bikin tanda tangan, pernyataan, supaya tidak tersebar atau berkembang ke mana-mana. Maka kita disuruh ikhlaskan," ungkap anggota keluarga Gamma tersebut ketika diwawancara di Semarang, Ahad (1/12/2024).
"Intinya, diminta membuat pernyataan bahwa kasusnya sudah selesai, supaya tidak berkembang ke mana-mana. Supaya wartawan juga tidak ada yang sering datang. Karena kasusnya akan digelar konferensi pers," tambahnya.
Namun dia mengatakan, keluarga menolak menuruti permintaan tersebut. "Kita tidak mau," ujarnya.
Keluarga Gamma akhirnya memutuskan melaporkan kasus penembakan tersebut ke Polda Jateng pada Selasa (26/11/2024). Hal itu karena keluarga menolak narasi yang disampaikan Polrestabes Semarang terkait peristiwa penembakan Gamma.
Menurut anggota keluarga Gamma yang meminta dirahasiakan identitasnya mengatakan, mereka merasa ada beberapa hal mengganjal dalam keterangan Polrestabes Semarang. Salah satunya adalah soal Gamma yang disebut anggota gangster remaja atau kreak.
"Soalnya kan anaknya kan pendiam. Di rumah kan tidak ada atribut atau beberapa macam ornamen yang bisa dikaitkan dengan gangster. Misal kaos, slayer, ataupun senjata tajam. Itu enggak ada sama sekali," ucapnya.
Dia menambahkan, Gamma juga terbilang anak yang religius. "Anaknya rajin shalat," ujarnya.
Keluarga Gamma pun menolak ketika Gamma disebut polisi membeli senjata tajam. "Kalau dibilang dia beli dari Shopee, bukti Shopee-nya, bukti pembeliannya mana? Kan ada riwayat-riwayat pembelian Shopee kan ada. Kalau berani menunjukkan kan tidak apa-apa. Sampai sekarang kan HP, motor, tas kan masih di Polrestabes," kata anggota keluarga Gamma tersebut.
Dia mengatakan, Gamma aktif dalam kegiatan paskibraka di sekolahnya. Selain itu, selama sebulan terakhir, Gamma pun giat mengikuti kegiatan pencak silat setiap Sabtu malam.
"Yang pencak silat itu gabungan beberapa sekolah. Kalau info yang saya terima (latihan pencak silatnya) di Graha Padma," ucapnya.
Menurut dia, Gamma pun jarang keluar malam. Keluarga selalu mengontak Gamma jika hingga pukul 10 malam dia belum ada di rumah.
"Biasanya sebelum jam 11 (malam) sudah pulang," ujarnya.
Dia mengungkapkan, pada Sabtu tanggal 23 November 2024, sekitar pukul 19:00 WIB, Gamma izin pamit kepada neneknya untuk mengikuti kegiatan pencak silat. Pada pukul 22:00 WIB, keluarga sempat menelepon Gamma. Gamma mengatakan bahwa dia sedang makan. Pukul 23:00 WIB, keluarga kembali menghubungi Gamma. Namun panggilan telepon tersebut tak diangkat oleh Gamma.
Penembakan yang dilakukan Aipda Robig Zaenudin terhadap tiga siswa SMKN 4 Kota Semarang terjadi di Jalan Candi Penataran pada Ahad (24/11/2024) sekitar pukul 01:00 WIB. Selain Gamma, dua siswa lain yang menjadi korban penembakan adalah Satria dan Adam. Satria mengalami luka di tangan kirinya. Sedangkan Adam mengalami luka terserempet peluru pada bagian dada.
Menurut keterangan Polrestabes Semarang, Aipda Robig melepaskan dua tembakan. Satu peluru mengenai bagian pinggul Gamma. Sementara satu peluru lainnya menyerempet dada Adam dan bersarang di tangan kiri Satria.