Pendidikan dan Literasi | 2025-06-15 13:44:37

(foto cover buku Tuhan, Maaf Aku Hampir Menyerah Sumber: Gramedia.com/cover buku)
Judul: Tuhan, Maaf Aku Hampir Menyerah
Penulis: Alfialghazi
Penerbit: Penerbit Sahima
Tahun Terbit: September 2020
Isi buku ini terdiri dari kisah-kisah pengalaman pribadi dan refleksi spiritual yang dibingkai dengan bahasa sederhana namun menyentuh. Alfialghazi memaparkan perjalanan emosional dan spiritual seseorang yang berhadapan dengan berbagai tantangan hidup yang berat. Lewat narasi ini, pembaca diajak memahami bahwa perasaan lelah dan hampir menyerah adalah hal yang wajar, namun bukan alasan untuk berhenti berusaha.
Buku ini juga sarat dengan kutipan-kutipan rohani yang meneguhkan, yang mengingatkan pembaca bahwa Tuhan selalu hadir, bahkan di saat kita merasa sendiri dan terpuruk. Alfialghazi menggunakan kisah-kisah inspiratif sebagai media untuk menyampaikan pesan bahwa dalam kesulitan tersimpan pelajaran dan harapan baru.
Setiap bab menyajikan refleksi yang mendalam tentang pentingnya kesabaran, ketekunan, dan doa sebagai kunci untuk melewati masa-masa sulit. Tidak hanya berfokus pada sisi religius, buku ini juga mengangkat pentingnya psikologis seseorang agar tetap kuat menghadapi tekanan hidup.
Salah satu kelebihan utama buku ini adalah kejujuran dan kedalaman emosional yang disampaikan penulis. Alfialghazi berhasil mengemas pergulatan batin dengan cara yang sangat personal, membuat pembaca merasa terhubung dan seolah-olah diajak berbicara langsung. Gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna memudahkan pembaca dari berbagai latar belakang untuk memahami dan merasakan isi buku ini.
Selain itu, buku ini menawarkan perspektif yang seimbang antara spiritual dan psikologis. Pesan-pesan yang disampaikan tidak hanya soal keimanan, tetapi juga pentingnya menjaga mental dan semangat hidup. Hal ini membuat buku ini sangat cocok untuk mereka yang sedang mengalami tekanan batin maupun krisis iman.
Penggunaan kisah nyata dan pengalaman pribadi membuat buku ini sangat inspiratif dan relatable. Struktur buku yang jelas dan mudah diikuti juga menambah kenyamanan saat membaca.
Namun demikian, buku ini juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah terkadang bahasa yang digunakan cenderung repetitif, terutama saat menekankan rasa hampir menyerah dan perlunya tetap bertahan. Pengulangan ini mungkin dimaksudkan untuk memperkuat pesan, tapi bisa membuat pembaca merasa bosan jika terlalu sering.
Selain itu, bagi pembaca yang menginginkan pembahasan teologis yang lebih mendalam atau kajian keagamaan yang lebih komprehensif, buku ini mungkin terasa kurang. Fokus utama lebih pada pengalaman dan motivasi emosional daripada teori keagamaan yang sistematis.
Beberapa bagian juga terasa terlalu sentimental bagi pembaca yang lebih suka gaya penulisan yang lebih objektif dan analitis.
Secara keseluruhan, Tuhan, Maaf Aku Hampir Menyerah karya Alfialghazi adalah buku yang sangat cocok dibaca oleh siapa saja yang tengah berjuang menghadapi masalah hidup dan pergolakan iman. Buku ini mampu memberikan penghiburan dan kekuatan dengan cara yang sangat personal dan menyentuh.
Alfialghazi berhasil mengingatkan kita bahwa rasa putus asa adalah hal yang manusiawi, namun menyerah bukanlah pilihan terakhir. Di balik kesulitan, ada kekuatan yang selalu bisa ditemukan melalui doa, kesabaran, dan keteguhan hati. Buku ini memberikan ruang bagi pembaca untuk mengakui kegelisahan batin sekaligus menguatkan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Buku ini menjadi pengingat penting tentang nilai keimanan dan keteguhan dalam menghadapi ujian hidup. Meskipun ada beberapa kekurangan dari segi kedalaman teologi dan pengulangan bahasa, kekuatan emosional dan pesan positif yang tersirat membuat buku ini sangat berharga untuk dibaca.
Jika kamu sedang merasa lelah dan hampir menyerah, Tuhan, Maaf Aku Hampir Menyerah karya Alfialghazi bisa menjadi teman yang menguatkan dan memberi harapan baru. Membaca buku ini adalah sebuah perjalanan untuk menemukan kembali cahaya di tengah gelapnya masalah yang menghadang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.