Agar Anak Bisa Mengelola Uang Lebaran dengan Bijak, Ini yang Harus Diajarkan

9 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Saat lebaran atau Hari Raya Idul Fitri, menjadi moment yang ditunggu-tunggu oleh semua umat muslim. Tak terkecuali, anak-anak. Karena, biasanya anak-anak akan mendapatkan uang angpau lebaran dari sanak saudaranya. Seringkali, uang yang dipegang anak-anak itu cepat habis tak bersisa.

Padahal, sejak dini seharusnya seorang anak sudah harus diajarkan bagaimana mengelola keuangan yang baik. Termasuk, belajar bagaimana menyisihkan uang dengan menabung. Executive Director, Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret, memberikan tips bagaimana mengajarkan anak-anak yang belum memiliki penghasilan sendiri untuk mengelola keuangan.

Menurutnya, UOB terus mengajarkan semua anak bagaimana cara mengelola uang jajan dengan bijak. Dalam kegiatan listerasi ini, UOB pun mengajarkan anak -anak untuk tidak langsung menghabiskan uang jajannya, tetapi menyisihkan sebagian untuk ditabung.

"Kami mengajarkan pada mereka untuk menabung dengan tujuan tertentu. Misalnya, membeli mainan yang lebih mahal atau membeli barang yang mereka inginkan," ujar Vera disela-sela acara Literasi Keuangan untuk Anak Berkebutuhan Khusus yang digelar Bekerja Sama dengan SLB Negeri Cicendo, Selasa (18/3/2025).

Jika uang harian mereka tidak cukup untuk membeli mainan, kata dia, mereka bisa menabung sedikit demi sedikit hingga akhirnya cukup. "Di UOB, kami memiliki produk tabungan Simpanan Pelajar (SimPel), di mana anak-anak bisa mulai menabung dari nominal kecil. Harapannya, mereka dapat belajar mengelola keuangan dan memenuhi keinginannya secara mandiri tanpa selalu meminta uang tambahan dari orang tua,” papar Vera.

Namun, kata dia, dalam menerapkan semua itu, tentunya akan ada tantangan yang terjadi. Seperti yang sering dialami orang dewasa, biasanya ketika menerima uang, kecenderungannya adalah langsung membelanjakannya terlebih dahulu, baru menabung jika ada sisa. Namun, pola ini sering kali membuat sulit untuk menabung.

“Oleh karena itu, kami mengajarkan anak-anak prinsip dasar keuangan. Yakni, menyisihkan sebelum membelanjakan. Idealnya, sekitar 15-20 persendari uang jajan anak-anak bisa disisihkan untuk ditabung. Dengan cara ini, mereka tetap bisa menikmati uang jajannya, tetapi juga belajar disiplin dalam menabung,” paparnya.

Di tempat yang sama, Cluster Manager Area Jawa Barat UOB Indonesia Dion Emmanuell mengatakan, pihaknya terus mendukung terciptanya budaya keuangan yang sehat. Yakni, dengan gencar menggelar kegiatan-kegiatan edukasi yang berfokus pada peningkatan literasi dan inklusi keuangan, terutama bagi generasi muda Indonesia.

Ia melihat, saat ini literasi keuangan masih menjadi persoalan fundamental untuk membangun budaya keuangan yang sehat. Termasuk, perencanaan keuangan dan perkiraan keuangan yang dibutuhkan. Agar terhindar dari jeratan pinjaman online (pinjol) ilegal. Oleh karena itu, UOB menggelar literasi keuangan untuk anak yang bekerja sama dengan SLB Negeri Cicendo.

“Hari ini, kegiatan yang kami lakukan di UOB bersama teman-teman dari di SLB Negeri Cicendo adalah kegiatan edukasi keuangan bagi anak-anak. Salah satu fungsi dari Bank UOB bukan hanya menjalankan bisnis perbankan, tetapi juga memberikan edukasi terkait dengan perbankan dan inklusi keuangan, khususnya bagi anak-anak di SLB,” katanya.

Menurutnya, pada acara kali ini mengundang 30 anak dari SLB Negeri Cicendo. Diharapkan, dengan adanya literasi keuangan bagi anak ini dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak, terutama dalam memberikan edukasi keuangan sejak dini. “Kegiatan edukasi dan literasi keuangan ini bukan pertama kali kami lakukan. Kami telah menyelenggarakannya di banyak kota di seluruh Indonesia sebagai bagian dari upaya membangun budaya menabung di masyarakat,” katanya.

Sementara menurut Ratna Kurniati, perwakilan dari SLB Negeri Cicendo, pihaknya sudah memiliki sistem menanbung yang sudah lama diterapkan di sekolah. Namun, bentuknya masih celengan.

“Biasanya, anak-anak menabung untuk keperluan kegiatan sekolah seperti program field trip. Dengan adanya program ini, anak-anak tidak terlalu membebani orang tua karena mereka sudah menabung terlebih dahulu,”kata Ratna.

Dengan apa yang dilakukan UOB, Ratna mengatakan, orang tua pun merespons dengan sangat baik kegiatan edukasi keuangan dari UOB ini. Mereka berharap ada sistem jemput bola dari pihak bank, seperti layanan bank keliling yang datang ke sekolah secara berkala untuk memfasilitasi anak-anak dalam menyetor tabungan mereka.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |