Insiden RTG Roboh TPK Bitung,Cermin Kritis Tata Kelola Keselamatan Maritim Indonesia

7 hours ago 2

Home > News Friday, 23 May 2025, 16:30 WIB

Data telemetri sebelum insiden menunjukkan kondisi operasional RTG masih dalam batas normal.

FreepikCrane di pelabuhan perlu diperhatikan keamanannya. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta – Insiden robohnya Rubber Tyred Gantry Crane (RTG) nomor 13 di Terminal Peti Kemas (TPK) Bitung milik PT Pelindo Terminal Petikemas menjadi peringatan keras akan pentingnya sistem keselamatan dan manajemen perawatan alat berat di pelabuhan. Kejadian yang terjadi pada pukul 10.00 WITA ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun mengakibatkan kerugian material yang ditaksir mencapai Rp18,7 miliar, per Antara.

RTG yang roboh merupakan unit modern yang dibeli pada 2020 senilai Rp98 miliar dan rutin digunakan dengan produktivitas rata-rata 32 move/jam. Investigasi awal menyoroti kemungkinan fatigue failure, catatan perawatan 250 jam terakhir, dan ketidaksesuaian dalam inspeksi pra-operasi

Sistem perawatan TPK Bitung telah menerapkan skema preventive maintenance dengan interval terukur, serta pengawasan operator bersertifikasi K3 dari Kemnaker RI. Prosedur keselamatan tambahan seperti load test dan inspeksi visual rutin juga telah dijalankan Meskipun demikian, data telemetri sebelum insiden menunjukkan kondisi operasional RTG masih dalam batas normal

Insiden ini berdampak besar pada operasional pelabuhan. Sebanyak 14 kapal feeder mengalami penundaan dengan total 2.800 TEU tertahan, memicu potensi demurrage hingga Rp4,2 miliar. Komoditas ekspor seperti kopra dan perikanan turut terkena dampak, dengan realokasi pengiriman ke pelabuhan alternatif seperti Tahuna.

Pelindo tengah merancang investasi lanjutan senilai Rp28 miliar untuk memperkuat sistem keselamatan dan pemantauan, termasuk pemasangan sensor IoT dan pengembangan pusat monitoring regional. Dengan implementasi teknologi mutakhir dan reformasi pelatihan operator, diharapkan potensi insiden serupa bisa ditekan hingga 73%.

Insiden ini membuka wacana perlunya harmonisasi nasional SOP perawatan alat berat serta integrasi pelaporan insiden berbasis open API demi keselamatan kerja dan efisiensi logistik pelabuhan di masa depan. Pemerintah, operator, dan industri pelabuhan harus menjadikan insiden ini sebagai momentum reformasi menyeluruh.

Image

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |