Jam Tangan Pintar Bisa Membantu Penderita Diabetes Tetap Aktif dan Sehat

2 days ago 9

Home > Gaya Hidup Sunday, 30 Mar 2025, 15:15 WIB

Orang yang menggunakan jam tangan pintar dan mengikuti program olahraga menunjukkan perbaikan kadar gula darah, tekanan darah rendah, dan dalam beberapa kasus, kolesterol rendah.

pexelspexels

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa jam tangan pintar dapat membantu penderita diabetes tipe 2 (T2D) mengelola kondisi mereka dengan mendorong olahraga teratur.

Penelitian yang dipublikasikan di BMJ Open ini melihat bagaimana teknologi yang dapat dikenakan dapat mendukung pasien T2D yang baru didiagnosis untuk tetap melakukan aktivitas fisik di rumah.

Para peneliti dari Inggris dan Kanada mengamati 125 orang penderita diabetes tipe 2 yang mengikuti program yang disebut MOTIVATE-T2D.

Program ini mendorong peserta untuk perlahan-lahan meningkatkan aktivitas fisik mereka selama enam bulan, dengan target 150 menit olahraga sedang hingga berat setiap minggu.

Para peserta juga menerima dukungan virtual dari spesialis olahraga yang memberikan pelatihan pribadi.

Beberapa peserta menggunakan jam tangan pintar yang terhubung ke aplikasi kesehatan di telepon pintar mereka.

Jam tangan tersebut melacak hal-hal seperti detak jantung dan gerakan, dan data ini dibagikan dengan pelatih mereka melalui platform daring.

Jam tangan pintar membantu para peserta melihat kemajuan mereka dan tetap termotivasi.

Dr. Katie Hesketh dari Universitas Birmingham, salah satu penulis studi tersebut, mengatakan, “Kami menemukan bahwa teknologi yang dapat dikenakan membantu orang untuk tetap menjalankan rutinitas olahraga mereka, yang penting untuk mengelola diabetes tipe 2."

"Pendekatan ini menunjukkan harapan untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup.”

Hasilnya menggembirakan. Orang yang menggunakan jam tangan pintar dan mengikuti program olahraga menunjukkan perbaikan kadar gula darah, tekanan darah rendah, dan dalam beberapa kasus, kolesterol rendah.

Banyak peserta juga mengatakan mereka merasa lebih baik secara fisik dan mental.

Program olahraga tersebut tidak memerlukan pusat kebugaran. Sebagai gantinya, peserta dipandu melalui latihan yang dapat mereka lakukan di rumah, seperti berjalan, latihan kardio, dan latihan kekuatan.

Tujuannya adalah menjadikan olahraga sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.

Peserta dalam studi tersebut berusia antara 40 dan 75 tahun dan telah didiagnosis menderita diabetes tipe 2 dalam dua tahun terakhir.

Mereka mengelola diabetes mereka dengan perubahan gaya hidup atau Metformin, obat umum untuk kondisi tersebut.

Studi tersebut memiliki tingkat retensi 82% selama 12 bulan, yang menunjukkan bahwa sebagian besar orang dapat mengikuti program tersebut.

Para peneliti kini berharap untuk menjalankan studi yang lebih besar guna mengonfirmasi hasil ini dan mengeksplorasi seberapa hemat biaya program semacam ini.

Di masa mendatang, perangkat yang dapat dikenakan seperti jam tangan pintar dapat menjadi bagian penting dari perawatan diabetes, membantu orang tetap aktif dan sehat dari kenyamanan rumah mereka sendiri.

Image

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |