Home > Mancanegara Saturday, 29 Mar 2025, 21:33 WIB
Korut yakin bahwa partisipasi dalam pekerjaan rekonstruksi akan mendapatkan kompensasi makanan dan minyak dari Rusia.

PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) mulai memilih pekerja dan teknisi pada awal Maret 2025, untuk proyek rekonstruksi di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia, termasuk wilayah Donbas. Penugasan tenaga kerja, yang telah disetujui dengan Rusia, tampaknya dirancang untuk mendapatkan mata uang asing sekaligus memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.
Sebuah sumber di Korut baru-baru ini mengatakan kepada Daily NK pada akhir Maret 2025, negara tersebut sedang meninjau rencana untuk mengirim kelompok yang terdiri dari 1.000–2.000 pekerja untuk proyek rekonstruksi Ukraina. Pekerja konstruksi dan teknisi yang terampil akan dikerahkan terlebih dahulu, diikuti oleh pekerja tambahan sesuai kebutuhan.
Persiapan sedang dikoordinasikan oleh departemen konstruksi luar negeri di Kementerian Tenaga Kerja (mewakili kabinet) dan Kementerian Pertahanan Nasional (mewakili tentara), bersama dengan badan keamanan negara termasuk Kementerian Keamanan Negara. Organisasi-organisasi tersebut sedang meninjau daftar kandidat dengan rencana untuk mengirim lebih banyak pekerja konstruksi dengan pengalaman di luar negeri (70 persen) daripada tentara (30 persen).
Selain mengawasi pelatihan ideologis bagi pekerja yang akan dikirim ke luar negeri, Kementerian Keamanan Negara terlibat dalam diskusi teknis dengan Rusia tentang pengelolaan pekerja Korut yang ditugaskan. Kedua negara tengah mengoordinasikan operasi untuk mencegah perilaku yang mengganggu, termasuk potensi pembelotan.
"Kami telah mengadakan musyawarah mengenai beberapa isu dengan Rusia. Jumlah pekerja yang akan dikerahkan, kondisi kerja mereka, dan metode kompensasi telah dibahas dalam negosiasi. Kami telah diberi tahu bahwa Rusia memandang ide-ide ini secara positif," kata sumber tersebut.
Karena sekitar 150 pekerja Korut yang dikirim pada Januari 2024 telah terlibat dalam pekerjaan rekonstruksi di wilayah Donbas, membangun kembali jalan dan bangunan, termasuk rumah, sekolah, dan bisnis, Korut melihat sedikit kendala untuk mengirim lebih banyak pekerja ke luar negeri. Sementara Rusia dan Ukraina belum menyetujui gencatan senjata atau perjanjian damai.
Hal itu membuat Ukraina dapat mengajukan keberatan atas hak teritorial. Korut dilaporkan melihat hal itu bukan sebagai kendala, tetapi sebagai peluang. Dengan mengirim pekerja secara preemptif, Pyongyang berharap dapat mengamankan klaim atas proyek rekonstruksi di wilayah Ukraina yang diduduki oleh Rusia.