REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membahas penyelesaian sejumlah isu strategis bidang transportasi darat bersama para pakar dalam kegiatan Coffee Morning Ditjen Perhubungan Darat di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan. Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan mengatakan saran serta masukan dari para ahli sangat dibutuhkan dalam proses menyelesaikan permasalahan yang ada di sektor transportasi darat.
“Saran dan pendapat para pakar serta komunitas transportasi darat sangat penting untuk kami, karena adanya kompleksitas dan betapa strategisnya transportasi darat yang menunjang perekonomian, sosial, budaya, dan sebagainya. Sehingga perlu pengelolaan masalah transportasi darat yang komprehensif,” kata Aan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Aan menyampaikan terdapat sejumlah isu yang dibahas pada kegiatan ini di antaranya isu keselamatan transportasi darat serta kelancaran lalu lintas menjadi hal yang penting dibahas penyelesaiannya karena menimbulkan kerugian.
“Terkait keselamatan, kecelakaan lalu lintas yang terjadi di kita ini masih cukup tinggi, data dari Korlantas setiap satu jam ada tiga yang tewas akibat kecelakaan. Kemudian masalah kelancaran, kalau melihat data hampir Rp 65 triliun kerugian negara akibat kemacetan dan baru 20 persen masyarakat kita yang memanfaatkan transportasi umum, ini artinya begitu kompleksnya masalah transportasi darat ini,” ucap Aan.
Aan mengatakan pembahasan berikutnya yaitu mengenai peningkatan penggunaan angkutan umum massal yang menjadi solusi mengurangi kemacetan. Selain itu, juga dibahas penanganan kendaraan lebih dimensi dan lebih muatan dan terkait angkutan berbasis online atau angkutan sewa khusus.
“Saya optimistis dengan peta jalan dan rencana aksi, kita mulai bergerak ke arah perbaikan sistem dan regulasi, sehingga isu kendaraan over dimension over load (ODOL) bisa ditangani. Terkait angkutan berbasis daring, perlu penanganan yang serius dan kehati-hatian sebelum memutuskan regulasi karena pengaruhnya tidak hanya kepada aplikator, mitra atau pengemudi, tapi juga pada sistem yang ada di ekosistem ojol,” ucap Aan.
Selain itu, diskusi berjalan mengenai keselamatan penyeberangan angkutan sungai dan danau, Aan menyebut isu ini penting dibahas karena sudah mulai sering terjadi kecelakaan, yang biasanya diawali dengan adanya pelanggaran. Ia mengatakan permasalahan ini perlu dilakukan evaluasi untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas.
"Diharapkan diskusi yang tercipta dapat memberikan rekomendasi hingga menjadi acuan Ditjen Perhubungan Darat dalam menyusun regulasi terkait transportasi darat ke depannya," kata Aan.
Adapun kegiatan ini dimoderatori oleh akademisi dari Univeristas Trisakti, Yayat Supriyatna dan mengundang sejumlah pakar atau akademisi serta para ketua asosiasi bidang transportasi di antaranya Azas Tigor Nainggolan, Elly Sinaga, Ellen Tangkudun, Danang Parikesit, Yoga Adiwinarto, Agus Pambagio, Djoko Setijowarno, Okto Risdianto Manullang, Tulus Abadi, Agus Taufik Mulyono, serta Ki Darmaningtyas.
Dalam diskusi, para pakar menyoroti kebijakan penanganan kendaraan lebih dimensi dan lebih muatan agar segera diselesaikan. Kemudian, mendorong penggunaan moda alternatif seperti pengalihan melalui angkutan perairan atau penggunaan kapal RoRo dalam pengangkutan barang untuk mengurangi beban jalan.
Sementara itu, terkait angkutan berbasis aplikasi atau ojol, para ahli menekankan pentingnya tata kelola ekosistem transportasi daring. Karena kini transportasi daring berkembang besar dan memiliki peran yang strategis dalam konektivitas utamanya pada perkotaan serta jasa pengiriman barang dan makanan.
Diskusi berlanjut dengan membahas peningkatan penggunaan angkutan umum massal, menurut Djoko Setijowarno dan Darmaningtyas, Ditjen Hubdat ke depannya harus fokus pada peningkatan angkutan umum, serta mendorong peran daerah dalam implementasi kebijakan. Kemudian Yoga Adiwinarto menekankan pentingnya mendorong konsolidasi angkutan umum khususnya yang berbasis listrik sebagai strategi menghemat subsidi, menurunkan emisi serta menjadi upaya pengarusutamaan transportasi publik yang efisien dan berkelanjutan