Home > Mancanegara Friday, 28 Mar 2025, 19:06 WIB
Para analis meyakini B-2 dan KC-135 bagian dari persiapan misi serangan jarak jauh AS yang menargetkan infrastruktur nuklir Iran.

DIEGO GARCIA -- Menurut citra komersial dari Planet Labs yang dibagikan oleh Indo Pacific Watch Center, tiga pesawat pengebom B-2 terlihat jelas di landasan pacu di Diego Garcia, Kepulauan Chagos pada 25 Maret 2025. Citra tersebut juga memperlihatkan sedikitnya tujuh pesawat pengisian bahan bakar udara KC-135 "Stratotanker" di dekatnya, yang mendukung apa yang diyakini para analis sebagai bagian dari persiapan misi serangan jarak jauh yang menargetkan infrastruktur nuklir Iran.
Laporan tersebut selanjutnya mencatat kemungkinan keberadaan hingga empat pesawat pengebom tambahan yang ditempatkan di tempat perlindungan pesawat yang diperkeras di pangkalan tersebut. Jika dikonfirmasi, jumlah total B-2 yang dikerahkan menjadi tujuh, yang mewakili kekuatan pengebom yang cukup besar di posisi terdepan.
"Diego Garcia, 25 Maret 2025. 3 (atau mungkin 7) pesawat pengebom B-2 & 9 pesawat KC-135. Tempat perlindungan yang diperkeras sangat penting untuk keamanan aset MIL AS," kata Pusat Pengawasan Indo Pasifik dalam sebuah pernyataan di media sosial dikutip dari Defence Blog, Jumat (28/3/2025).
B-2, yang diproduksi oleh Northrop Grumman dan dioperasikan oleh Wing Bom ke-509 Angkatan Udara AS, adalah pesawat pengebom strategis jarak jauh yang dapat diobservasi rendah yang mampu mengirimkan muatan konvensional dan nuklir. Profil silumannya memungkinkannya untuk menembus wilayah udara yang dipertahankan dan melakukan serangan presisi terhadap target bernilai tinggi.
Diego Garcia, pusat militer utama AS yang terletak di Samudra Hindia, telah lama berfungsi sebagai pangkalan operasi terdepan yang strategis untuk misi pembom, terutama selama operasi di Timur Tengah. Lokasi geografisnya menawarkan akses cepat ke titik rawan potensial sekaligus memungkinkan waktu jelajah yang lebih lama dan fleksibilitas pengisian bahan bakar.
Perkembangan itu terjadi saat Presiden Donald John Trump dilaporkan mengirim surat langsung dan "tegas" kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebagaimana dilaporkan Axios. Menurut media tersebut, Trump memberi Teheran tenggat waktu dua bulan untuk menyetujui perjanjian nuklir baru, dengan peringatan tentang "konsekuensi" yang tidak disebutkan jika Iran terus memajukan program nuklirnya.