Home > Pertahanan Wednesday, 20 Nov 2024, 17:24 WIB
Menurut Vladimir Bulavin, instruktur Rusia telah melatih lebih dari 6.000 spesialis Indonesia selama bertahun-tahun.
MOSKOW -- Pemerintah Rusia telah mengonfirmasi penerimaan permintaan resmi dari Indonesia terkait pengadaan senjata dan peralatan militer untuk periode 2025-2030. Permintaan tersebut saat ini sedang dalam tahap kajian, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Komite Dewan Federasi Rusia untuk Pertahanan dan Keamanan, Vladimir Bulavin.
Dilaporkan Armyrecognition, Rabu (20/11/2024), Bulavin menjelaskan, kedua negara saat ini sedang menjalin kerja sama dalam tujuh kontrak dalam kerangka kerja sama militer-teknis. Kontrak-kontrak tersebut yang berfokus pada pengadaan senjata dan peralatan militer, berada pada berbagai tahap implementasi.
"Kami telah menerima permintaan resmi dari Indonesia untuk pengiriman antara 2025 dan 2030. Usulan dari Rusia untuk menanggapi permintaan ini sedang disiapkan," kata Bulavin, yang menekankan dinamika kemitraan militer-teknis antara kedua negara.
Selain pengadaan peralatan, Rusia terus mendukung Indonesia melalui pelatihan personel militer. Menurut Bulavin, instruktur Rusia telah melatih lebih dari 6.000 spesialis Indonesia selama bertahun-tahun kerja sama. Baru-baru ini, beberapa puluh pilot Indonesia dilatih menggunakan simulator penerbangan Sukhoi Su-27, yang menggambarkan luasnya kerja sama bilateral ini.
Kerja sama tersebut juga mencakup latihan militer bersama. Pada awal bulan November 2024, kedua negara melaksanakan latihan angkatan laut (AL) bersama pertama mereka yang diberi nama "Orruda-2024" di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Latihan tersebut menjadi langkah signifikan dalam memperkuat kolaborasi keamanan maritim.
Terkait prospek kerja sama pada masa depan, Bulavin menyatakan rasa optimisme. "Ada keinginan dan minat bersama untuk melanjutkan kontak militer kami. Pihak Indonesia bahkan menyatakan minat untuk berpartisipasi dalam parade angkatan laut kami," ujarnya.
Hubungan militer antara Rusia dan Indonesia telah terjalin sejak era Uni Soviet, ketika negara komunis tersebut memberikan dukungan kepada Indonesia pada 1950-an dan 1960-an, terutama dalam bentuk senjata dan peralatan militer untuk memperkuat kemampuan angkatan bersenjata Indonesia. Setelah periode hubungan yang merenggang selama Perang Dingin, kerja sama kembali terjalin pada tahun 2000-an, ditandai dengan kontrak-kontrak signifikan, termasuk pengiriman pesawat tempur Su-27 dan Su-30 serta kendaraan lapis baja BMP-3F.
Hubungan itu semakin diperkuat melalui perjanjian pelatihan militer dan latihan bersama, dengan fokus pada transfer teknologi dan pelatihan pasukan Indonesia. Belakangan, kedua negara terus bekerja sama melalui kontrak pertahanan dan latihan angkatan laut bersama, yang memperkokoh kemitraan mereka dalam konteks geopolitik di mana Indonesia berupaya mendiversifikasi pemasok senjatanya.
Kemitraan yang kuat tersebut mencerminkan hubungan militer-teknis yang semakin mendalam antara Rusia dan Indonesia, membuka jalan bagi peningkatan kerja sama pada tahun-tahun mendatang.