7 Perkara yang Membatalkan Sholat, Banyak Diabaikan Umat Islam

8 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Sholat adalah salah satu rukun Islam yang paling agung, dan merupakan hal pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat mengenai amalannya, sebagaimana tercatat bahwa Nabi SAW bersabda: 

إن أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة من عمله صلاته، فإن صلحت، فقد أفلح وأنجح، وإن فسدت، فقد خاب وخسر، فإن انتقص من فريضته قال الرب: انظروا هل لعبدي من تطوع، فيكمل بها ما انتقص من الفريضة؟ ثم يكون سائر عمله على ذلك

“Hal pertama yang akan dimintai pertanggungjawaban dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya, jika baik, ia telah berhasil dan sukses, dan jika buruk, ia telah gagal dan merugi, dan jika ada yang kurang dari shalat fardhu, maka Allah akan berfirman: “Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki ibadah sunnah, sehingga ia dapat menyempurnakan apa yang kurang dari salat fardu.” Maka sisa pekerjaannya akan seperti itu." (HR Tirmidzi)

Nabi SAW menjelaskan cara sholat yang benar dan mengajarkannya kepada para sahabat dengan perkataan dan perbuatan, dan beliau bersabda kepada mereka:

صلّوا كما رأيتموني أصلّي

"Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat." (HR Bukhari).

Para ahli fikih telah menjelaskan rukun-rukun dan sunnah-sunnah shalat serta hal-hal yang membatalkannya, juga hal-hal yang disunnahkan yang dapat menambah pahala dan ganjaran serta hal-hal yang tidak disenangi yang dapat mengurangi pahala dan ganjaran.

Di antara hal-hal yang membatalkan shalat yang telah dijelaskan oleh para ahli fikih di dalam kitab-kitab fikih adalah seperti yang kami kutip dari kitab Tammamul Minnah fi Fiqhil Kitâb wa Shahihul Sunnah, karya Syekh Adel Al-'Azazi berikut ini: 

BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata

Pertama, berbicara dengan sengaja

عن زَيْد بن أرقم رضي الله عنه قال:كنَّا نتكلَّم في الصلاة؛ يُكلِّم الرَّجل منَّا صاحبَه، وهو إلى جنبه في الصَّلاة، حتَّى نزلَ قوله تعالى: ﴿وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ﴾ [البقرة: 238]، فأُمِرْنا بالسُّكوت، ونُهِينا عن الكلام

Dari Zaid bin Arqam -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, “Dahulu kami berbicara dalam sholat, salah seorang di antara kami berbicara dengan temannya, sedangkan temannya itu berada di sampingnya, hingga turunlah ayat,

وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

‘Berdirilah kamu dengan khusyuk.’ (QS Al Baqarah: 238), lalu kami diperintahkan untuk diam dan dilarang untuk berbicara.”

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |