Diabetes Anak Meningkat Hingga 70 Persen, UI Inisiasi Gerakan Kesadaran Hidup Sehat

1 week ago 21
 Dok Biro Humas & KIP UI)FIK UI melakukan Pengmas.dengan meluncurkan program “Pendampingan Sekolah Dasar dan Menengah untuk Menciptakan Ekologi Pendidikan Sadar (PENDAR) Diabetes”. (Foto: Dok Biro Humas & KIP UI)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Diabetes Melitus (DM) atau yang lebih dikenal dengan penyakit gula, telah menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia.

Tidak hanya menyerang orang dewasa, angka kasus diabetes pada anak-anak juga menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan.

Merespons situasi ini, Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) melakukan pengabdian masyarakat (Pengmas) dengan meluncurkan program “Pendampingan Sekolah Dasar dan Menengah untuk Menciptakan Ekologi Pendidikan Sadar (PENDAR) Diabetes”.

Ketua Pengmas FIK UI, Yulia, SKp, MN, PhD mengatakan bahwa program ini bertujuan untuk membentuk kesadaran hidup sehat sejak dini di lingkungan sekolah.

Selain itu, program ini juga mendukung anak-anak yang mengalami diabetes agar dapat tetap semangat belajar dan berprestasi.

“Program PENDAR Diabetes ini dilaksanakan sejak Mei hingga Oktober 2024 dengan melibatkan lebih dari 200 siswa dari beberapa sekolah di Depok, seperti Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Nurul Fikri,” jelas Yulia dalam keterangan yang diterima, Senin (11/11/2024).

Menurut Yulia, berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus diabetes pada anak-anak di Indonesia meningkat hingga 70 persen pada tahun 2023, dengan lonjakan kasus tertinggi di daerah perkotaan.

Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 terdapat 109 kasus diabetes pada anak usia 5-14 tahun di kota tersebut.

Selain itu, prevalensi diabetes di Indonesia secara keseluruhan juga terus meningkat. Indonesia bahkan tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah penderita DM Tipe 2 terbesar di dunia, dan proyeksi menunjukkan bahwa angka ini akan terus meningkat hingga tahun 2045.

Gaya hidup yang kurang sehat, seperti pola makan tinggi gula dan kurangnya aktivitas fisik, menjadi pemicu utama meningkatnya kasus Diabetes Tipe 2 pada anak-anak. Sementara itu, DM Tipe 1 lebih sering dipicu oleh faktor genetik dan autoimun.

Diabetes baik Tipe 1 maupun Tipe 2, tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kondisi psikologis dan sosial penderitanya.

Anak-anak yang menderita diabetes sering kali menghadapi stigma dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari perlakuan yang berbeda hingga kesulitan menjalani kegiatan bersama teman-teman mereka.

Melihat kondisi tersebut, pendekatan preventif dan edukasi menjadi sangat penting. Edukasi yang dimulai dari sekolah bertujuan tidak hanya untuk mencegah, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak penderita diabetes sehingga mereka dapat merasa diterima dan didukung dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk itu, Yulia menjelaskan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik anak-anak tetapi juga aspek psikologis dan sosial.

“Dengan adanya program ini, kami ingin menciptakan lingkungan sekolah yang tidak hanya mendukung kesehatan fisik tetapi juga bebas stigma, sehingga anak-anak dengan diabetes bisa merasakan dukungan sosial yang baik di lingkungan mereka,” terang Yulia.

Pada pelaksanaannya, kegiatan edukatif dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa tentang pencegahan diabetes, termasuk diskusi interaktif, pelatihan memilih makanan sehat, merencanakan aktivitas fisik, dan lomba poster yang menyebarkan pesan tentang pentingnya gaya hidup sehat.

Selain itu, PENDAR Diabetes juga melibatkan guru dan staf sekolah melalui pelatihan Training of Trainers (ToT), yang membekali mereka dengan pengetahuan dasar tentang pencegahan dan penanganan diabetes.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SDIT Nurul Fikri Depok, Lilis Badriah, MPd, menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat membantu para guru untuk menjadi penggerak edukasi di dalam kelas.

"Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai guru, karena kami kini memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam mengedukasi anak-anak tentang pentingnya menjaga pola makan yang sehat dan rutin berolahraga,” ungkapnya.

Dalam program ini, para siswa diajarkan pola makan sehat sebagai langkah awal pencegahan diabetes.

Edukasi tersebut meliputi memilih makanan bergizi, membatasi gula dan karbohidrat olahan, serta berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari untuk meningkatkan sensitivitas insulin tubuh.

Dengan adanya PENDAR Diabetes, FIK UI berupaya mendorong sekolah-sekolah di Depok agar dapat menjadi pelopor dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan diabetes.

Melalui program ini, Yulia dan tim berharap, melalui langkah kecil ini, program PENDAR Diabetes dapat memberikan dampak besar bagi siswa, keluarga, dan masyarakat luas.

“FIK UI berkomitmen untuk terus mendukung terciptanya generasi muda yang lebih sehat, peduli terhadap kesehatannya, dan memiliki pemahaman mendalam tentang pencegahan penyakit kronis sejak dini,” pungkasnya.

Dekan FIK UI, Agus Setiawan, SKp, MN, DN,. menyatakan dukungannya terhadap program PENDAR Diabetes dan pentingnya pendidikan kesehatan bagi generasi muda. “

Anak-anak yang sehat dan pintar merupakan investasi terbesar bagi masa depan bangsa. Melalui program PENDAR Diabetes, kami berharap tidak hanya dapat mendidik mereka tentang pentingnya kesehatan, tetapi juga menginspirasi mereka untuk menjadi agen perubahan yang mampu menyebarkan semangat hidup sehat di lingkungan mereka,” paparnya. (***)

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |