REPUBLIKA.CO.ID, GUANGZHOU -- Kabar gembira untuk dunia usaha Indonesia dan China. Pada tanggal 12 Desember 2024, telah resmi dibuka Pusat Layanan Investasi dan Stasiun Konsultasi China - Indonesia Two Countries, Twin Park di Terminal 2 Keberangkatan Internasional Bamdar Udara Baiyun, Guangzhou, China.
Seiring dengan semakin mendalamnya globalisasi ekonomi, Tiongkok dan Indonesia mempererat kerjasama dalam bidang perdagangan, investasi, dan lainnya. Pendirian stasiun konsultasi ini bertujuan untuk mendorong kerjasama tersebut lebih lanjut.
Platform ini menjadi jembatan untuk menyediakan layanan konsultasi yang lebih mudah dan efisien bagi perusahaan dari kedua negara, serta mendukung pengembangan yang lebih mendalam di bidang investasi dan pertukaran budaya antara Tiongkok dan Indonesia.
Sebagai stasiun konsultasi nasional "Belt and Road" pertama Bandara Baiyun, pada saat bersamaan telah menjadi jendela gemilang untuk Indonesia di Guangzhou. Pendirian stasiun konsultasi ini tidak
hanya membangun penghubung yang lebih praktis untuk hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara, tetapi juga menyuntikkan vitalitas dan harapan baru bagi perkembangan hubungan
persahabatan Tiongkok-Indonesia di masa depan.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Guangzhou, Ben Perkasa Drajat menekankan bahwa pendirian Pusat Layanan Investasi Indonesia dan Stasiun Konsultasi China-Indonesia "Two Countries, Twin Parks" Bandara Baiyun merupakan langkah penting dalam memperkuat kerjasama investasi antara Tiongkok dan Indonesia.
"Ini akan semakin mempererat hubungan kedua negara, terutama dengan wilayah selatan Tiongkok. Hubungan ekonomi antara Tiongkok dan Indonesia telah memiliki dasar yang kuat, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai 129 miliar USD, dengan lebih dari 20% berasal dari wilayah selatan Tiongkok," katanya.
Ben menambahkan lebih dari sepertiga dari investasi skala besar Tiongkok di Indonesia berasal dari wilayah selatan Tiongkok. Fenomena ini menegaskan pentingnya wilayah tersebut dalam kontribusi terhadap penanaman modal dari pihak asing.
Pada kesempatan yang sama, General Manager Baiyun Guangzhou Co., Ltd Luo Shupeng menekankan bahwa Bandara Baiyun selalu berkomitmen untuk menyediakan layanan yang
mudah dan efisien untuk kerjasama ekonomi dan perdagangan internasional.
"Stasiun Konsultasi ini, bukan hanya merupakan pencapaian penting dalam memperdalam hubungan
Tiongkok-Indonesia, tetapi juga bagian dari upaya untuk meningkatkan tingkat layanan internasional
Bandara Baiyun," kata dia.
Presiden Asosiasi Pengusaha Indonesia Guangdong dan Direktur Wanxinda Chen Riling menyatakan bahwa perusahaannya selalu berkomitmen untuk mendorong perkembangan hubungan antara Tiongkok dan Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi dan perdagangan.
"Keputusan untuk mendirikan Pusat Layanan Investasi Indonesia dan Stasiun Konsultasi China-Indonesia "Two Countries, Twin Parks" Bandara Baiyun ini akan secara signifikan meningkatkan efisiensi akses informasi bagi perusahaan-perusahaan kedua negara, serta memberikan layanan yang lebih baik dalam analisis pasar dan penafsiran kebijakan," ujar Chen.
Chen menjelaskan kawasan industri di Tiongkok, yang berpusat di Fuzhou Yuanhong Investment Zone, dan kawasan industri di Indonesia termasuk Kawasan Industri Terpadu Batang, saling melengkapi dan berkolaborasi untuk menciptakan proyek unggulan baru dalam bentuk inovasi Belt and Road.
Khusus Kawasan Industri Terpadu Batang dalam proyek Two Countries, Twin Parks, telah
menandatangani perjanjian lahan dengan total luas mencapai 98 hektar, yang diperkirakan akan menarik
200 perusahaan dalam 2 hingga 3 tahun ke depan serta menciptakan 200.000 lapangan pekerjaan.
Selain itu, proyek ini bertujuan untuk membangun basis industri seluas lebih dari 10 juta meter persegi dalam 5 tahun ke depan.
Sejak diluncurkan pada tahun 2021, proyek "Two Countries, Twin Parks" telah memberikan dorongan
baru bagi kerjasama investasi di kawasan industri, sekaligus membangun pondasi kokoh untuk perkembangan masa depan.
sumber : Antara