Mengapa Masalah Ginjal Sangat Terkait dengan Penyakit Jantung?

3 weeks ago 44
UnsplashUnsplash

Penyakit ginjal dan penyakit jantung sering kali berjalan beriringan. Penelitian telah menunjukkan bahwa masalah pada ginjal dapat menyebabkan masalah pada jantung, dan sebaliknya.

Meskipun kedua organ ini tampak terpisah fungsinya, keduanya saling terkait erat, dan ketika salah satu gagal berfungsi, yang lain sering kali terpengaruh.

Hubungan antara penyakit ginjal dan penyakit jantung ini terkadang disebut "sindrom kardio-renal", yang menyoroti hubungan erat antara jantung dan ginjal.

Mengapa hubungan ini ada dan apa yang telah ditemukan para ilmuwan tentang hubungan antara kedua kondisi ini.

Ginjal dan jantung sama-sama memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh.

Ginjal menyaring limbah dari darah dan mengatur jumlah cairan dalam tubuh, sementara jantung memompa darah kaya oksigen ke setiap organ.

Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, ginjal tidak dapat membuang kelebihan cairan dari tubuh secara efektif.

Cairan ekstra ini meningkatkan volume darah, sehingga memberi lebih banyak tekanan pada jantung.

Seiring waktu, tekanan ekstra ini dapat menyebabkan penyakit jantung, termasuk gagal jantung.

Para ilmuwan telah mengamati bahwa orang dengan penyakit ginjal kronis (CKD) jauh lebih mungkin mengalami masalah jantung.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology menemukan bahwa individu dengan CKD sedang hingga berat dua kali lebih mungkin mengalami penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki fungsi ginjal normal.

Para peneliti percaya bahwa penumpukan produk limbah dalam darah, peningkatan tekanan darah, dan ketidakseimbangan cairan semuanya berkontribusi terhadap risiko yang lebih tinggi ini.

Salah satu alasan untuk hubungan ini adalah tekanan darah tinggi, yang umum terjadi pada orang dengan penyakit ginjal.

Ketika ginjal rusak, ginjal sering kali tidak dapat mengendalikan tekanan darah sebagaimana mestinya.

Tekanan darah tinggi merusak pembuluh darah dari waktu ke waktu, memengaruhi ginjal dan jantung.

Sebuah studi yang dilakukan oleh National Institutes of Health menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi adalah penyebab utama penyakit ginjal.

Begitu fungsi ginjal menurun, tekanan darah cenderung meningkat lebih banyak lagi, menciptakan lingkaran setan yang membahayakan jantung.

Faktor kunci lain yang menghubungkan ginjal dan penyakit jantung adalah peradangan. Ketika ginjal rusak, ginjal melepaskan zat kimia tertentu yang menyebabkan peradangan ke seluruh tubuh.

Peradangan ini tidak hanya memengaruhi ginjal; Penyakit ini juga merusak pembuluh darah dan jantung.

Peneliti dari University of California menemukan bahwa orang dengan penyakit ginjal kronis memiliki kadar penanda inflamasi yang jauh lebih tinggi, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.

Temuan ini menyoroti bagaimana peradangan dapat membahayakan banyak organ pada saat yang bersamaan.

Peneliti juga telah mengamati bagaimana penyakit ginjal memengaruhi kolesterol dan lemak lain dalam darah.

Orang dengan CKD sering kali memiliki kadar lemak berbahaya yang lebih tinggi dan kadar lemak pelindung yang lebih rendah.

Ketidakseimbangan ini membuat kolesterol lebih mudah menumpuk di arteri, yang dapat menyebabkan penyumbatan dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet menemukan bahwa orang dengan penyakit ginjal lebih mungkin memiliki kadar kolesterol abnormal, dan ini meningkatkan kemungkinan mereka terkena masalah jantung.

Namun, penyakit jantung juga dapat membahayakan ginjal. Misalnya, ketika jantung tidak memompa dengan baik, jantung tidak dapat mengalirkan cukup darah kaya oksigen ke ginjal.

Kurangnya aliran darah ini dapat merusak jaringan ginjal, yang menyebabkan gagal ginjal.

Peneliti telah mencatat bahwa orang dengan gagal jantung sering kali mengalami penurunan fungsi ginjal yang cepat.

Sebuah studi dari Mayo Clinic menunjukkan bahwa hampir setengah dari semua pasien gagal jantung mengalami kerusakan ginjal, dan risiko mereka untuk memburuknya fungsi ginjal meningkat seiring waktu.

Selain efek langsung ini, obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati satu kondisi dapat memengaruhi kondisi lainnya.

Misalnya, beberapa obat yang digunakan untuk mengelola penyakit jantung, seperti diuretik, dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan fungsi ginjal.

Di sisi lain, obat-obatan untuk melindungi ginjal, seperti ACE inhibitor, terkadang dapat menurunkan tekanan darah terlalu banyak, sehingga menambah beban pada jantung.

Tumpang tindih ini membuat perawatan pasien dengan penyakit ginjal dan jantung menjadi lebih rumit dan memerlukan pemantauan yang cermat.

Kabar baiknya adalah bahwa mengelola satu kondisi dapat membantu mengurangi risiko kondisi lainnya.

Misalnya, mengendalikan tekanan darah adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi jantung dan ginjal.

Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam Hypertension menemukan bahwa orang dengan tekanan darah yang terkontrol dengan baik memiliki risiko komplikasi penyakit jantung dan ginjal yang jauh lebih rendah.

Selain itu, perubahan gaya hidup seperti mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari merokok dapat membantu menjaga kedua organ tersebut dalam kondisi baik.

Kesimpulannya, penyakit ginjal dan penyakit jantung saling terkait erat, dan masing-masing kondisi dapat memperburuk kondisi lainnya.

Tekanan darah tinggi, peradangan, dan ketidakseimbangan kolesterol merupakan faktor utama yang menghubungkan kedua penyakit ini.

Memahami hubungan ini dapat membantu orang mengambil langkah-langkah untuk melindungi jantung dan ginjal mereka, seperti mengelola tekanan darah, menjalani gaya hidup sehat, dan bekerja sama dengan dokter untuk memantau dan mengobati kedua kondisi tersebut.

Dengan perawatan yang tepat, perkembangan penyakit ginjal dan jantung dapat diperlambat dan kesehatan secara keseluruhan dapat ditingkatkan. (kpo)

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |